Tangerang Selatan (Pendis)--Kementerian Agama melalui Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah menggelar Program Penguatan Leadership dan Karakter Siswa Madrasah Zona III yang meliputi Sulawesi, Kalimantan dan Papua Barat di Kota Tangerang Selatan, pada tanggal 3-5 Oktober 2022. Kegiatan ini bertujuan agar generasi siswa aliah sebagai calon pemimpin masa depan memiliki karakter kepemimpinan yang matang di masa mendatang. Karakter ini harus memiliki kekhasan dengan nuansa keislaman dan keindonesiaan.
Menurut Direktur KSKK Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia, Moh Isom, karakter pemimpin ini perlu dipupuk sejak usia muda. “Tidak bisa menjadi pemimpin datang secara tiba-tiba. Soekarno menjadi pemimpin karena sejak usia muda sudah memobilisasi dan mengajak seluruh masyarakat nusantara untuk terbebas dari penjajahan dan bisa menjadi Negara yang merdeka. Setiap pemimpin mmberikan legasi atau warisan yang bermakna bagi rakyatnya,” kata Prof Isom.
7 Aspek Kepemimpinan
Isom melanjutkan bahwa untuk melatih menjadi pemimpin di masa depan, maka perlu setiap calon pemimpin memperhatikan tujuh hal. “Pertama, fisiknya harus kuat dan tangguh. Kedua, kemampuan logika dalam berpikir. Artinya, bisa memimpin yang baik, berbicara yang bagus dan memiliki inovasi dan kreatifitas. Ketiga, mampu mengelola emosi dengan baik. Pemimpin tidak boleh ngambek atau baperan. Keempat, punya spiritualitas yang tinggi dan kuat. Spiritualitas ini berhubungan dengan kekuatan ruhani yang memiliki orientasi pada hal-hal yang baik. Kelima, memiliki integritas atau akhlak yang baik. Artinya, calon pemimpin punya karakter, komitmen dan tanggung jawab yang kuat dalam menjalankan tugas. Keenam, memiliki komunikasi yang baik. Bisa berbahasa yang santun dan bergaul dengan baik di semua kalangan. Ketujuh, mampu berdiplomasi dan bernegosiasi dengan baik ketika berinteraksi dengan berbagai pihak,” terang Isom.
Acara ini diselenggarakan sebagai respons atas kebutuhan untuk melahirkan calon pemimpin di masa mendatang yang berasal dari kalangan siswa madrasah aliah. Dalam konteks sekarang, Ishom menambahkan, seorang pemimpin juga harus berlatih dengan kemampuan atau keahlian digital sehingga melahirkan kepemimpinan digital. Selain itu, seorang calon pemimpin juga harus memiliki kepemimpinan entrepreneurship agar gagasan kepemimpinannya bisa inovatif dan kreatif. “Selain dua hal tersebut, maka seorang pemimpin harus bisa mengembangkan share value agar lembaga atau organisasi yang dipimpin bisa diajak bekerja sama dan mewujudkan cita-cita bersama," kata Isom.
Lebih jauh, Isom mengatakan bahwa piimpin tidak cukup hanya dengan melakukan pencitraan dan tiba-tiba dekat dengan masyarakatnya. “Tidak bisa tiba-tiba pemiimpin pegang sapu ikut menyapu, padalah selama ini tidak pernah. Ini tipikal pemimpin topeng. Maka kita harus punya rekam jejak yang baik, cerdas dan sadar dengan berbagai model kepemimpinan di era digital saat ini,” ujarnya.
Menurut Fakhrurozi, Kepala Seksi Kesiswaan MA/MAK pada Direktorat KSKK Kementerian Agama RI., acara ini diikuti oleh 19 Peserta dari berbagai Madrasah yang berasal dari dari Sulawesi, Kalimantan dan Papua. “Awalnya ada 550 Pendaftar, lalu hanya 96 peserta terbaik yang terpilih untuk ikut dalam kegiatan ini yang terbagi dalam 3 zona yaitu Zona I meliputi Sumatera, Zona II meliputi Jawa dan Bali dan saat ini zona 3 meliputi Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Artinya banyak potensi yang bisa dikembangkan dan dipelajari dari acara ini yakni berkaitan dengan Pembentukan Karakter moderat, Manajemen organisasi hingga Manajemen rencana aksi,” kata Fakhrurozi.
Acara pelatihan ini rencananya akan dihadiri beberapa narasumber, diantaranya Afif Yusuf Afifurrahan (AFA Training Center) dan Ai Maryati Sholihah (Komisioner Perlindungan Anak Indonesia). "Para peserta yang notabene anak siswa madrasah aliah harus bisa memanfaatkan kesempatan ini, selamat kalian sudah masuk 96 besar dan semoga terpilih menjadi peserta di grand final," ucap Fakhrurozi.
Tags:
MadrasahBagikan: