Bandung (Kemenag) — Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Amien Suyitno, menegaskan pentingnya peran cinta dan karakter dalam profesi guru. Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Guru dan Tenaga Kependidikan di MAN 2 Kota Bandung, Sabtu (17/5/2025).
Dalam sambutannya, Prof. Amien menekankan bahwa pendidikan bukan semata soal kurikulum struktural, melainkan soal ruh yang menghidupkan proses belajar. “Kurikulum itu jangan dimaknai sebatas konstruksi formal, tetapi sebagai idea of curriculum—sebuah jiwa yang menggerakkan pendidikan,” ujarnya.
Ia menyoroti perlunya penanaman karakter yang kuat dalam pembelajaran di madrasah. Menurutnya, kecerdasan intelektual tanpa dilandasi kepribadian luhur akan menciptakan generasi yang rapuh. “Yang pintar sudah banyak, tapi yang punya karakter masih langka. Inilah tantangan kita,” kata Amien.
Lebih lanjut, Dirjen Pendis mengajak seluruh guru untuk menjadikan cinta sebagai dasar profesinya. “Guru hebat lahir dari cinta, bukan sekadar sertifikat. Guru yang mengajar dengan cinta akan melahirkan anak-anak yang tumbuh dengan nilai, bukan sekadar nilai angka,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya budaya pembelajaran yang joyful, meaningful, dan mindful di madrasah. “Belajar itu harus menyenangkan, bermakna, dan menyentuh kesadaran batin siswa. Bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga transformasi nilai,” lanjutnya.
Dalam konteks penguatan kapasitas, Prof. Amien mengapresiasi berbagai inisiatif MAN 2 Kota Bandung yang telah mengembangkan kurikulum berbasis cinta, memperkuat kompetensi guru, serta membina siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler yang berorientasi pada life skill.
“Jangan pernah berhenti mencintai profesi ini. Karena cinta yang tulus dari seorang guru akan dikenang selamanya oleh murid-muridnya,” pungkas Prof. Amien, disambut tepuk tangan meriah para peserta.
Pada kesempatan yang sama, Kakanwil Kemenag Jawa Barat, Ajam Mustajam menambahkan bahwa MAN 2 Bandung merupakan salah satu dari 12 madrasah piloting nasional yang menerapkan kurikulum berbasis cinta dan nilai ekologi. “Kami dorong madrasah menjadi tempat yang menghadirkan cinta, menumbuhkan kesadaran lingkungan, serta membentuk karakter yang utuh,” ungkapnya.
Acara ini dihadiri pula oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Bandung, para pengawas, serta guru-guru dari berbagai madrasah di wilayah Jawa Barat. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Kementerian Agama dalam mendorong peningkatan mutu pendidikan Islam yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kuat dalam karakter dan spiritualitas.
Kepala MAN 2 Kota Bandung, yang diwakili kepala penjaminan mutu dalam paparannya, menyampaikan bahwa madrasahnya terus mendorong siswa tidak hanya sekadar bisa eksis di bidang tertentu, tapi juga mampu hidup dari keahlian tersebut. “Kita dorong siswa agar bukan hanya bisa futsal, ngaji, atau menyanyi, tetapi juga bisa menjadikan itu sebagai sumber kehidupan,” ucapnya.
Data yang disampaikan menunjukkan bahwa sebanyak 62% lulusan MAN 2 telah melanjutkan ke perguruan tinggi, sebagian lainnya memilih jalur karier melalui jalur TNI, Polri, maupun pesantren.
Bagikan: