Pendis - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Bangka Tengah (Bateng) menggelar kegiatan penguatan moderasi beragama bagi guru dan tenaga kependidikan (tendik) pada 10 November 2022. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru dan tendik MAN IC Bateng terhadap konsep moderasi beragama.
Kepala Subditektorat Bina GTK MA/MAK, Anis Masykur selaku narasumber menjelaskan peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag dalam moderasi beragama, menekankan pada pemahaman tentang konteks persoalan kehiudpan keagamaan, wawasan kebangsaan, wawasan keagamaan, sikap diri, dan kecakapan.
“ASN Kemenag harus memahami konteks yang membentuk agama dan negara serta memahami konteks benturan paham dan praktik keagamaan dalam ruang internal agama,” katanya di Bangka Tengah, kamis (10/11/2022).
Selain itu, ia juga menegaskan ASN Kemenag harus memiliki komitmen yang kuat terhadap NKRI serta menaati regulasi yang berlaku.
“Kita juga perlu ingat untuk memahami nilai-nilai universal agama dan memiliki sikap diri yang baik yaitu inklusif, demokratis, egaliter dan moderat, humanis, non diskiriminatif, berani, dan anti kekerasan,” katanya.
Anis mengingatkan kepada guru dan tenaga kependidikan MAN IC untuk tetap bijak dalam era digital dengan tetap memiliki kecakapan dan keterampilan membangun jejaring, berpikir kritis, dan menguatkan literasi digital.
Sementara, Kepala MAN IC Bateng, Musran mengatakan moderasi bukan tentang agama melainkan sikap dan perilaku dalam beragama.
“Moderasi adalah tentang bagaimana kita tidak merasa paling baik dari orang lain dan dapat menghargai perbedaan yang ada dengan menunjukkan sikap-sikap saling menghargai,” kata Musran.
Ia juga menjelaskan tentang empat indikator yang harus diperhatikan untuk menunjukkan sikap moderat yaitu adanya komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penghormatan terhadap tradisi.
“Empat indikator tersebut merupakan bagian penting yang perlu diperhatikan untuk mencapai moderasi beragama yang merupakan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama,” paparnya.
Lebih lanjut Musran menjelaskan tentang bias kognitif yang perlu diwaspadai yaitu egocentric memory yang membuat orang melupakan bukti atau informasi yang tidak mendukung pendapat individu.
“Selain melupakan bukti dan informasi yang tidak mendukung pendapat kita, hal lainnya yang harus dihindari adalah kecenderungan berpikir dari sudut pandang yang sempit, merasa lebih baik atau superior dari orang lain, tidak menghiraukan inkonsistensi, dan tidak memerhatikan fakta dan bukti yang berlawanan dengan kita,” urainya.
Musran meminta agar guru dan tendik MAN IC Bateng menjadi sosok yang berpikiran terbuka dan mampu menerima perbedaan serta tidak mudah terpecah belah hanya karena informasi yang belum jelas sumbernya.
Kegiatan ini digelar di Gedung Pusat Pembelajaran Terpadu (PPT) dan diikuti oleh seluruh guru dan tendik MAN IC Bateng.
Bagikan: