Babel (Pendis)- Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Bangka Tengah (Bateng) meraih predikat terbaik II dalam pengutamaan penggunaan bahasa negara di ruang publik tingkat SMA/SMK/MA se-Provinsi Bangka Belitung.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Kantor Bahasa Bangka Belitung dalam Muhammad Irsan dalam kegiatan Evaluasi dan Apresiasi Pengutamaan Penggunaan Bahasa Negara pada Lembaga, Rabu (21/9) di Hotel Grand Vella, Pangkalpinang.
Kepala MAN IC Bangka Tengah, Ahmad Sukri Ahkap mengungkapkan rasa bangga terhadap prestasi yang telah diraih.
“Penghargaan ini merupakan suatu yang membanggakan bagi MAN IC Bangka Tengah. Tentu saja, hal ini harus menjadi motivasi untuk konsisten mengutamakan penggunaan bahasa negara di ruang publik,” katanya.
Alumni Universitas Gajah Mada itu mengatakan bahwa madrasah sebagai lembaga pendidikan formal harus menjadi laboratorium yang menggiatkan penggunaan bahasa negara di ruang publik.
“Giat pengutamaan penggunaan bahasa negara di ruang publik harus dicontohkan oleh tenaga pendidik, kependidikan dalam lingkup kegiatan pembelajaran maupun keseharian sehingga para siswa juga menjadi terbiasa,” ulasnya.
Ia juga menambahkan, jika pembiasaan positif telah dilaksanakan di tingkat lembaga pendidikan secara optimal, siswa bisa menjadi agen yang membawa peningkatan penggunaan bahasa negara dalam kehidupan bermasyarakat.
“Para siswa nantinya akan terjun ke masyarakat dalam berbagai memontum. Siswa yang sudah terbiasa menggunakan bahasa negara di ruang publik dengan baik akan menularkan kebiasaan positif tersebut lebih luas kepada masyarakat,” harapnya.
Kepala Kantor Bahasa Bangka Belitung, Muhammad Irsan mengatakan bahwa pengutamaan penggunaan bahasa negara di ruang publik merupakan salah satu dari program besar Badan Bahasa yang bertujuan untuk menjadikan bahasa Indonesia mulia hingga kancah internasional.
“Bahasa Indonesia harus berjaya hingga ke internasional, oleh karena itu program sosialisasi dan penilaian pengutamaan penggunaan bahasa negara di ruang publik masif dilakukan. Adapun penilaian dilihat dari penggunaan bahasa pada papan nama, produk, hingga dokumen lembaga,” katanya.
Ia berharap, ke depannya lebih banyak lembaga baik pemerintah maupun swasta yang tetap memaksimalkan penggunaan bahasa negara yang baik dan benar di ruang publik.
Bagikan: