Bantul (Pendis) – Tim riset Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 6 Bantul kembali mengukir torehan prestasi pada ajang IYSA (International Young Scientist Assosioantion) yang di gelar secara daring pada 10-14 Februari 2023. Peserta pada perhelatan akbar berasal dari India, Thailand, Korea Selatan, Iran, Malaysia, Vietnam, Amerika Serikat, Bulgaria, Pakistan, Bangladesh, Filipina, Kazakhstan, Macedonia Utara, dan Turki. Seluruhnya ada 368 peserta dari 15 negara yang ikut dalam Asean Innovative Science Environmental and Entrepreuner Fair (AISEEF) tahun ini.
Tim riset MTsN 6 Bantul yang beranggotakan Muhammad Fauzan Abdillah, Ahmad Qois, Rasyid Athaya Ramadhan, Pasya Nugraha Putra dan Abid Firdaus Maula mengikuti kompetisi riset internasional kerjasama antara AIEEF dan IYSA berkolaborasi dengan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Even kali ini mengangkat tema “Characterization and Application of Edible Film from Pinapple Peel Waste and Tapak Liman Leaves” yaitu ekstrak kulit nanas dengan daun tapak liman sebagai alternatif pengganti bahan plastik.
Muhammad Fauzan Abdilah dan empat tim lainya melakukan beberapa kali percobaan dengan bahan utama kulit nanas dan daun tapak liman untuk menghasilkan sebuah produk yang mempunyai nilai lebih yakni bahan pengganti. “Selama ini saya mengamati kulit nanas hanya sebagai sampah dan kompos, padahal jika diolah dengan menggunakan bahan lain akan menjadi benda yang akan sangat bermanfaat”, tutur Fauzan mengelaborasi.
Dibawah bimbingan pelatih tim riset, kelima siswa yang kesemuanya laki-laki dan masih duduk di kelas VII MTsN 6 Bantul tersebut, dengan semangat dan tekun melakukan beberapa kali pengamatan dan percobaan yang dibimbing oleh kak Amin, panggilan akrab dari pendamping riset. “Untuk menghasilkan prototype produk tidak mudah, karena kami harus mencoba berulang kali sampai produk tersebut benar-benar teruji”, terang Qois yang juga aktif di English Morning Club Matsanaba.
Kepala madrasah Mafrudah memberikan ucapan selamat dan rasa bangganya melalui pesan flier. Lebih lanjut Mafrudah mengatakan “Sebagai madrasah adiwiyata, sudah seharusnya dalam melakukan kegiatan tidak lepas dari perspektif kelestarian lingkungan, maka bahan-bahan seperti kulit nanas yang ada disekitar kita menjadi sebuah karya yang akan sangat bernilai untuk kelestarian alam", tandas Mafrudah. (Ely)
Bagikan: