Isra Mikraj Nabi Muhammad saw: Inspirasi untuk Pendidikan Berkualitas

Syaekudin (Guru PAI SMP Negeri 1 Kebonagung, Jawa Tengah, Guru PAI Berprestasi dan Berdedikasi Tahun 2023)

Oleh : Syaekudin (Guru PAI SMP Negeri 1 Kebonagung, Jawa Tengah, Guru PAI Berprestasi dan Berdedikasi Tahun 2023)

Isra Mikraj (bahasa Arab: الإسراء والمعراج, translit. al-’Isrā’ wal-Mi‘rāj) adalah dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Islam Muhammad dalam waktu satu malam saja. (wikipedia: 2024). Dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI) Isra artinya perjalanan Nabi Muhammad saw. pada malam hari dari Masjidilharam di Mekah ke Masjidilaksa di Baitulmukadas dengan kendaraan burak. Sedangkan mikraj artinya peristiwa perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil haram ke Masjidilaksa, langsung ke Sidratul-muntaha pada malam hari untuk menerima perintah salat lima waktu. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa sangat penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah Nabi Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Beberapa penggambaran tentang kejadian ini dapat dilihat di surah ke-17 di Al-Qur'an, yaitu Surah Al-Isra.

Peristiwa Isra Mikraj merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Islam. Di samping dimensi keagamaannya, Isra Mikraj juga menyimpan pelajaran berharga yang dapat diaplikasikan dalam konteks pendidikan, terutama di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, dan tantangan pendidikan yang kompleks.

Pembelajaran dan Pengetahuan

Isra Mikraj menegaskan pentingnya pengetahuan dan pembelajaran dalam kehidupan seorang Muslim. Ketika Nabi Muhammad saw melakukan perjalanan melintasi beberapa langit dan bertemu dengan para nabi, itu bukan hanya peristiwa spiritual, tetapi juga kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan yang luar biasa. Hal ini mengilhami kita untuk menghargai ilmu pengetahuan dalam pendidikan.

Salah satu prinsip Kurikulum Merdeka, pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sistem pendidikan harus mendorong semangat keingintahuan dan pembelajaran sepanjang hayat. Guru harus tidak hanya menjadi penyampai informasi, tetapi juga pembimbing yang menginspirasi peserta didik untuk menjelajahi dunia pengetahuan dengan rasa ingin tahu yang tak terbatas.

Spiritualitas dan Etika

Perjalanan spiritual Nabi Muhammad saw ke langit ketujuh menyoroti pentingnya aspek spiritualitas dalam kehidupan seorang Muslim. Isra Mikraj adalah pengingat akan hubungan yang mendalam antara manusia dengan Tuhan. Dalam konteks pendidikan, kita tidak boleh hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moralitas peserta didik. Sekolah harus menjadi tempat di mana nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, gotong royong, mandiri, kreatif, peduli, toleran, dan kerja keras ditanamkan secara mendalam. Pendidikan karakter harus menjadi bagian integral dari kurikulum, membantu peserta didik mengembangkan kepribadian yang kuat dan bermoral.

Kepemimpinan yang Berintegritas

Nabi Muhammad saw adalah pemimpin yang tidak hanya hebat dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam hal kepemimpinan dunia. Isra Mikraj menunjukkan bahwa pemimpin yang baik harus terhubung dengan Tuhan dan memiliki visi yang jelas. Dalam dunia pendidikan, kita membutuhkan pemimpin yang memiliki komitmen untuk memperbaiki sistem pendidikan dan memastikan akses yang adil bagi semua anak. Pemimpin pendidikan harus mampu memimpin dengan integritas, keadilan, dan keberanian untuk melakukan perbaikan yang diperlukan.

Toleransi dan Kerukunan Antar Umat Beragama

Isra Mikraj juga mengajarkan kita tentang toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Perjalanan Nabi Muhammad saw dari Mekah ke Yerusalem menunjukkan pentingnya menghormati tempat-tempat suci bagi umat lain. Indonesia sebagai negara dengan keberagaman agama dan budaya, pendidikan harus menjadi tonggak utama dalam membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Sekolah harus menjadi tempat di mana peserta didik dari berbagai latar belakang agama dapat belajar bersama, saling menghormati, dan memahami nilai-nilai pluralisme.

Kemandirian dan Inovasi

Isra Mikraj adalah peristiwa yang menunjukkan kemandirian dan inovasi. Nabi Muhammad saw melakukan perjalanan yang luar biasa meskipun banyak rintangan dan tantangan. Dalam konteks pendidikan, kita harus menginspirasi peserta didik untuk menjadi mandiri dan inovatif. Peserta didik harus diajarkan untuk berpikir kritis, mengeksplorasi ide-ide baru, dan menciptakan solusi untuk masalah-masalah kompleks.

Isra Mikraj Nabi Muhammad saw memiliki banyak hikmah yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Dengan menghargai pengetahuan dan pembelajaran, memperkuat aspek spiritual dan moralitas, memimpin dengan kebijaksanaan, membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama, serta mendorong kemandirian dan inovasi, dapat menjadi alat yang efektif dalam membentuk generasi yang cerdas, bermoral, dan berpikiran terbuka. Melalui pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai Isra Mikraj, Indonesia dapat menuju masa depan yang lebih baik dan lebih beradab.



Terkait