Jakarta (Pendis) --- Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam kembali mematangkan pelaksanaan Imtihan Wathani (IW) atau Ujian Akhir Pendidikan Diniyah Formal Berstandar Nasional (UAPDFBN) yang akan diselenggarakan sekitar bulan Februari 2024 mendatang.
Hal itu diwujudkan dalam berbagai persiapan. Salah satunya adalah simulasi CBT (Computer Based Test) pelaksanaan IW. Plt Direktur PD Pontren, Waryono mengatakan, simulasi ini bertujuan untuk antisipasi kendala teknis maupun non-teknis yang mungkin akan terjadi. Ia menegaskan bahwa IW yang akan datang tidak akan ada kendala yang berulang dari tahun lalu.
“Salah satu hal yang perlu saya tegaskan adalah tingkat kesulitan soal dan linearitas soal berdasarkan jenjangnya. Semua soal yang akan diujikan harus sesuai dengan kurikulum yang telah ada. Begitu pula dengan sumber belajar para santri. IW tahun ini harus benar-benar mengukur kecakapan para santri dalam penguasaan kitab-kitab yang telah dipelajari” ujar guru besar Ilmu Tafsir ini.
Waryono mengulas balik pelaksanaan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) yang telah diselenggarakan bulan Juli lalu di Kabupaten Lamongan. Ia mengatakan cukup bangga dengan kompetensi yang dimiliki para santri sebagai peserta sesuai dengan jenjangnya. Meskipun, ia menekankan bahasa Arab harus dilihat dari berbagai aspeknya.
Sebagai informasi, sejak tahun 2019 Imtihan Wathani pada Pendidikan Diniyah Formal (PDF) telah digelar melalui skema CBT pada sebagian Satuan Pendidikan. Pada tahun 2022, pelaksanaan IW secara penuh melalui skema CBT. Pelaksanaan IW dengan skema CBT secara penuh tahun ke-2 ini diharapkan tidak ada kendala teknis yang sama dengan tahun lalu. Mitigasi kendala pun diharapkan dapat disampaikan para operator selama simulasi dilakukan. Hal inilah yang menjadi fokus utama pada kegiatan simulasi yang berlangsung selama 3 hari di Jakarta pada 22 hingga 24 November 2023.
Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly (PDMA), Mahrus, mengatakan keterlibatan para operator dalam kegiatan ini sangat menentukan keberhasilan IW tahun ajaran 1444/1445 H. Ia mendorong bahwa digitalisasi pada lingkungan PDF harus mulai menjadi kebiasaan yang sistematis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Imtihan Wathani merupakan upaya kita dalam rangka menjaga kualitas dan mutu Pendidikan Diniyah Formal (PDF). Ke depan, semua penjaminan mutu dan kompilasi data termasuk pengelolaan berkas harus online-based” tukas alumni pesantren Salafiyah pada Rabu (22/11).
Menurut Ahmad Rusydi, JFT bidang kurikulum PDMA, Kegiatan simulasi ini diikuti oleh sejumlah operator CBT Imtihan Wathani dari berbagai lembaga PDF, perwakilan Kelompok Kerja (Pokja) PDF Provinsi, Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal (Aspendif) dan juga sejumlah Kepala Bidang Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi. CBT PDF insya Allah menjadi best practice Pendidikan Pesantren sesuai zamannya.
Bagikan: