Anak Kembar Terpaksa Putus Sekolah

Anak Kembar Terpaksa Putus Sekolah

MAJALENGKA, (PRLM).- Dua anak kembar yatim piatu Kaka Kurniawan (6) dan Kiki Kurniawati (6) warga Blok Sabtu RT 02/04, Desa Dawuan, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka terpaksa berhenti sekolah untuk sementara. Nenek yang selama ini mengasuhnya tidak bisa membayar biaya sekolah.

Kedua anak tersebut kini sertiap hari ikut neneknya Daryati (60) mencari rongsokan ke setiap sudut perkampungan di Desa Dawuan dan Pasar Kadipaten.

Mereka berangkat pagi sekitar pukul 06.00 Wib hingga siang hari. Usai mencari rongsokan neneknya segera menyalakan tungku kayu bakarnya untuk menyediakan makan kedua cucunya.

Setelah itu Daryati dan cucunya langsung memilah rongsokan hasil pungutannya di jalanan. Kiki dan Kaka ikut memilah bekas air mineral, sedangkan neneknya merapikannya untuk dimasukkan ke dalam karung. Demikian juga rongsokan lainnya seperti karet sepatu, kardus bekas atau sandal serta alumunium.

Rongsokan tersebut ditumpuk di sela-sela rumah menyatu dengan tumpukan kayu bakar, demikian juga di dapur rumahnya. Tak heran bila dapur rumahnya bertumpuk karung tak beraturan. Di pinggir karung terdapat tungku kayu bakar dan kuali kotor.

Daryati sudah cukup lama memasak menggunakan kayu bakar karena tabung gas yang dia miliki digadaikan untuk membeli beras. Setelah itu tak mampu menebusnya kembali hingga akhirnya masak menggunakan kayu bakar.

"Gasna digadekeun diangge meser beas, kapungkur mah ngangge gas," kata Daryati.

Menurut keterangan Daryati, kedua cucunya tersebut sudah empat bulan berhenti sekolah karena malu tidak bisa membayar seragam sekolah dan SPP bulanan sebesar Rp 25.000 per bulan.

"Tunggakan ke sekolah itu mencapai Rp 900.000 untuk dua anak," ungkap Daryati.

Sekolah sendiri menurutnya tidak mengeluarkan cucunya namun dirinya malu ketika guru TK di sekolah cucunya terus menanyakan biaya sekolah yang belum dibayarnya, belum lagi harus membekali cucunya untuk jajan di sekolah. Hingga akhirnya Daryati memutuskan untuk menghentikan sekolah Kaka dan Kiki.

Kaka dan Kiki ini ditinggal ayahnya sejak usia mereka masih satu tahun setengah, setelah itu ibu kedua anak tersebut, Ida, pergi ke Bekasi untuk berdagang makanan. Dengan kepergian Ida ke Bekasi bisa membantu biaya hidup Kaka dan Kiki, setiap minggu ida bisa mengirim uang sebesar Rp 150.000.

Namun dua tahun yang lalu, Ida meninggal dunia tertabrak kendaraan. Sehingga biaya hidup kedua anak yatim sepenuhnya menjadi tanggungan Daryati.

"Awalnya saya bisa menyekolahkan cucu saya, karena dulu mencari rongsokan bisa lebih banyak karena dibantu suami, namun suami sayapun meninggal, saya sekarang tidak memiliki saudara, semua telah meninggal," kata Daryati. (Tati P-KC/A-88)


Tags: