Elva Angie Calista, siswa SMA Negeri 2 Purwokerto peraih juara 1 kompetisi Cipta Konten Islami di Media Sosial

Elva Angie Calista, siswa SMA Negeri 2 Purwokerto peraih juara 1 kompetisi Cipta Konten Islami di Media Sosial

Tangerang Selatan (Pendis) - Elva Angie Calista, siswa SMA Negeri 2 Purwokerto - Jawa Tengah berhasil meraih juara 1 pada kompetisi Cipta Konten Islami di Media Sosial pada gelaran Festival Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat nasional tahun 2022.

Festival PAI sendiri merupakan geralan yang diperuntukkan bagi peserta didik SMA dan SMK di seluruh Indonesia dengan jenis lomba yang dikompetisikan dalam Festival PAI adalah Islamic Trending Issues Debate Competition, Islamic Content Creator Challenge on Social Media, Moderasi Beragama Innovation Project.

Elva, sapaan akrabnya, mengaku bahagia atas capaian yang telah diraih. Menurutnya peraihan ini membutuhkan kerja keras serta perjuangan yang serius dan teliti. Dirinya juga mengaku telah melawan lebih dari 1500 peserta lain di tingkat kota dan provinsi.

“Alhamdulillah saya terpilih menjadi 6 besar yang berhak maju di babak final,” ungkap Elva saat menceritakan perjalanan kompetisinya, Rabu (26/10/2022).

Babak final, kata Elva, dilaksanakan selama 3 hari, disana diuji terkait kemampuan dalam menggali ide cerita, membuat script kemudian terkait editing juga menjadi sebuah film pendek yang dipersembahkan kepada dewan juri.

Elva menjelaskan tema yang ia angkat mengenai terorisme. Alasannya, terorisme kini sangat marak dibicarakan dikalangan pelajar. Pada Alur cerita pendeknya, Elva menceritakan terkadang orang terbur-buru menilai seseorang sebagai terorisme, padahal dalam Islam diajarkan untuk tabayun dan seharusnya mencari tahu lebih dalam mengenai karakter dan tabiatnya.

“Terkadang orang terlalu terburu-buru menilai seseorang bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Misalnya, ayahnya seorang teroris pasti anaknya juga teroris, tetapi itu tidak begitu,” terang Elva dalam menjelaskan alur ceritanya.

Film ini, lanjut Elva, berusaha memberi pengertian kepada masyarakat bahwa untuk menilai seseorang jangan terburu-buru. Perlu dicari terlebih dahulu terkait karakternya dan tabiatnya. 

“Kami berusaha memberikan pelajaran dalam film ini dengan mengangkat tema terorisme karena dalam Islam diajarkan terkait perdamaian, kita juga tidak boleh memihak satu sama lain atau berat sebelah. Jadi kita harus tawassuth (moderat),” katanya

Saat diwawancari, Elva mengaku nilai-nilai moderasi beragama dan pencegahan radikalisme serta terorisme telah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, prakteknya dinaungi oleh organisasi siswa yangg bernama rohis.

“Nilai-nilai moderasi beragama  sudahdiimplementasikan di SMA Negeri 2 Purwokerto, ada beberapa organisasi dan ekskul yang sudah mengimplementasikannya, seperti halnya Rohis,” terangnya.

Lebih lanjut Elva menerangkan, dalam kegiatan Rohis tersebut sudah memiliki program kerja yang berkala dan kegiatan-kegiatan yang mencegah terkait radikalisme dan terorisme.

“Saya tidak akan berhenti disini saja. Saya akan menjadikan hal-hal yang sudah saya raih untuk pengembangan kedepannya agar bisa menjadi lebih baik lagi,” tegas Elva.

“Saya berharap untuk teman-teman terutama Siswa SMAN 2 Purwokerto bisa meneruskan hal ini dan terkait perlombaan moderasi beragama ini bisa menjadikan kita pembelajaran agar semakin moderat,” pungkasnya.