Bangun Peradaban lewat Jalur Pendidikan

Bangun Peradaban lewat Jalur Pendidikan

SALATIGA (Suara Merdeka)– Banyak kemajuan peradaban yang dialami manusia dewasa ini ternyata tidak selaras dengan nilai-nilai Islam, di antaranya melegalkan pernikahan dengan sesama jenis. Realitas itu justru semakin memperburuk keadaan manusia, karena mereka semakin jauh dari nilai-nilai moralitas.

"Karena itu, penting untuk membangun peradaban melalui jalur pendidikan," kata Prof Tan Sri Dr M Kamal Hasan dari International Islamic University Malaysia (IIUM) dalam Lokakarya "Kepemimpinan Intelektual dan Spiritual, serta Pengetahuan Islamisasi Manusia" yang diadakan Unissula di Hotel Grand Wahid Salatiga, baru-baru ini.

Pembicara lain Dr Hazizan Md Nur dan Prof Dr Ibrahim Zain, keduanya juga dari IIUM, Agus Purwanto PhD (ITS Surabaya), Irfan Syauqi Beiq PhD (IPB), Anis Malik Thoha Lc MA PhD (Unissula), dan dr Masyhudi AM MKes (RSI Sultan Agung).

Menurut Kamal, saat ini banyak perkembangan di masyarakat yang lebih menjurus pada rasionalisme, yakni cerminan akal yang dimutlakkan dan tidak lagi diterangi oleh nilai-nilai ketuhanan.

Fenomena itu telah menjangkiti seluruh kehidupan manusia, sehingga mengakibatkan kehancuran luar biasa dalam kehidupan peradaban manusia.

Kemunafikan

Dalam peradaban Barat, lanjut dia, kita disuguhi sebuah demokrasi, namun sejatinya mengandung kemunafikan besar. Pasalnya, demokrasi itu mendengungkan sebuah kebebasan, namun di sisi lain mereka menerapkan standar ganda yang hanya melindungi kepentingannya.

Karena itu, salah satu solusi yang perlu dikedepankan adalah kesadaran tentang arti penting ilmu sebagai kunci kemajuan peradaban. Penguasaan teguh terhadap ilmu bisa menjadi bekal memimpin peradaban. Hal yang tak kalah penting adalah mengikis dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum.

"Para pemimpin dan pemuka agama hendaknya juga makin meningkatkan rasa takut kepada Tuhan, yang diimplementasikan melalui keteladanan akhlak." (C27-37)


Tags: