Dewan Juri MKTQ: Tema LKTI Sangat Kekinian

Dewan Juri MKTQ: Tema LKTI Sangat Kekinian

Malang (Pendis) - Salah satu ajang lomba pada PIONIR IX 2019 di UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang yang bersifat akademik-intelektual adalah lomba karya tulis. Sesuai dengan ruh kampus pendidikan Islam yang ber-tafaqquh fiddin lomba itu adalah Musabaqah (Lomba) Karya Tulis Ilmiah Al Qur`an (MKTQ). Dalam hal penulisan tema MKTQ, menurut Dewan juri tema-tema yang disodorkan para peserta sangat up-to-date dan sesuai dengan perkembangan jaman.

Menurut, Eny Latifah, salah satu dewan juri MKTQ, penulisan Lomba Karya Ilmiah khususnya Musabaqah Karya Tulis Al-Quran (MKTQ) sudah kekininan. "Untuk tingkat mahasiswa sudah sangat bagus terutama updating-nya. Cara meng-eksplore kandungan Al Qur`an pun sudah kredibel. Bedanya dengan makalah pada umumnya yang dibuat mahasiswa terutama di kampus perguruan tinggi umum adalah dari sisi harmonisasi antara sajian di masyarakat dipadukan dan dikontekstualisasikan dengan Al Qur`an. Ini yang tidak mudah," kata Doktor yang juga pengajar di Universitas Negeri Malang ini.

Sedangkan untuk konsentrasi metodologi penulisan, menurut Alifudin Ikhsan, yang juga juri di MKTQ, terutama yang masuk final sudah sangat bagus metodologinya. "Ini bukan makalah biasa dikerenakan tidak sekedar mengadopsi Al Qur`an sebagai legitimasinya namun Al Qur`an sebagai inspirasi," kata Alifudin yang juga kolega Eny Latifah di Universitas Negeri Malang (UM).

Para peserta, lanjut Alifudin juga sangat luar biasa cerdasnya dikarenakan mereka menulis karya tulis ini waktu lomba di UIN Maliki ini, jadi mereka tidak menuliskan karyanya sebelum lomba. "Para peserta KTQ membuat makalah di UIN Maliki ini hanya dalam waktu 8 jam," kata dosen muda alumnus UM ini.

Teknis penilaian terutama dalam hal hak cipta, Alifudin mengatakan hasil karya tulis mereka kemudian dimasukkan dalam aplikasi untuk melihat apakah tulisannya terdapat plagiasi. "Kalau kadar plagiasinya di bawah 10%, ia peserta lolos ke babak final. Sedangkan kalau lebih dari 30% maka tentu didiskualifikasi. Namun ketika plagiasinya lebih dari 20% point akan dikurangi. Nama dan asal PTKIN pun tidak dicantumkan. Jadi juri tidak tahu karya dari kampus mana, termasuk dalam babak final," kata pemilik blog http://alifudin93.blogspot.com/ ini.

Dalam gelaran MKTQ ini, yang masuk dalam babak final ada 6 peserta yang kemudian semuanya menjadi juara. Juara I diraih oleh I`syatul Luthfi dari IAIN Langsa. Juara II dari IAIN Madura (Rofiatul Windariana) dan Juara III dari IAIN Surakarta yaitu Annisa Nuril Fajriah.

Sedangkan Juara Harapannya adalah; Harapan I Much. Maftuhul Fahmi ((UIN Maulana Malik Ibrahin) Harapan II Alif Jabal Kurdi dari UIN Sunan Kalijaga dan juara harapan III Noviata Kurniasih dari IAIN Lampung. (maspipo/dod)


Tags: