Peserta dan panitian Pelatihan Inkubasi Bisnis Program Kemandirian Pesantren tahun 2023 melakukan foto bersama, Minggu (30/7)

Peserta dan panitian Pelatihan Inkubasi Bisnis Program Kemandirian Pesantren tahun 2023 melakukan foto bersama, Minggu (30/7)

Bandung (Pendis) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menggelar giat Pelatihan Penguatan Program Kemandirian Pesantren pada Minggu hingga Selasa, 30 Juli-01 Agustus 2023. Giat yang dilangsungkan di Bandung ini diikuti oleh pondok pesantren calon penerima manfaat program Bantuan Inkubasi Bisnis Kemandirian Pesantren tahun 2023.

Pelatihan dilangsungkan selama tiga hari dan merupakan gelombang terakhir dalam rangkaian Pelatihan Inkubasi Bisnis Program Kemandirian Pesantren tahun 2023. Diikuti oleh 238 pondok yang berasal dari Provinsi Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan NTB. 

Hadir secara langsung pada acara pembukaan, Staf Khusus Menteri Agama Mohammad Nuruzzaman, Staf Ahli Menteri Agama Hasanuddin Ali, Ketua Tim Ahli Program Kemandirian Pesantren Karunia Dianta Sebayang, serta Kepala Subdit Pendidikan Pesantren Basnang Said.

Dalam sambutannya Staf Khusus Menteri Agama Muhammad Nuruzzaman menyampaikan bahwa program ini merupakan salah satu diantara program prioritas Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas dalam ikhtiar menjadikan pesantren sebagai lembaga yang mandiri dan kuat. Oleh karenanya program tersebut bukan hanya memberikan dana bantuan, tetapi juga membekali pesantren dengan ilmu untuk pengelolaan bisnis yang bagus dan berkelanjutan.

"Dengan harapan besar akan bangkitnya pesantren pada aspek ekonomi, maka program ini dibarengi dengan adanya pelaksanaan Pelatihan Peningkatan Pengelolaan Bisnis bagi pesantren calon penerima. Melalui pelatihan ini pesantren akan jauh lebih siap untuk mengelola bisnis dan memanfaatkan dana bantuan dari pemerintah untuk menjalankan bisnisnya," terang Nuruzzaman saat membuka acara, Minggu (30/7).

Sementara itu Staf Ahli Menteri Agama Hasanuddin Ali menyampaikan bahwa ekosistem bisnis yang diharapkan terbangun dari program ini adalah adanya kolaborasi antar pesantren dalam pengembangan bisnis dan peran pesantren baik dalam pendidikan, pemberdayaan masyarakat, maupun dakwah di tengah masyarakat.

"Semua itu sejalan sebagaimana visi kemandirian pesantren, adalah tetap pada tiga aspek yakni pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat," terang Hasanuddin Ali.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Ahli Program Kemandirian Pesantren Karunia Dianta Sebayang menegaskan terkait hal penting yang harus diketahui pesantren bahwa pelaksanaan program kemandirian pesantren tidak mensyaratkan adanya potongan apapun. "Jika pondok pesantren ada yang diminta potongan dari pihak yang mengatasnamakan pengelola program ini, maka disilahkan untuk melaporkan kepada tim pengelolaan program kemandirian pesantren," tegasnya. 

Sementara itu Kasubdit Pendidikan Pesantren Basnang Said mengharapkan agar pesantren benar-benar memanfaatkan kesempatan ini secara maksimal. "Momentum pelatihan ini harus dimanfaatkan betul oleh pondok pesantren untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha yang dijalankan, karena (ada) berbagai materi dan narasumber ahli dari (kalangan) akademisi dan praktisi hadir di kegiatan ini," ungkapnya.

Rangkaian pelaksanaan Program Kemandirian Pesantren tahun 2023 dimulai sejak awal tahun tepatnya pada bulan Februari 2023. Para peserta yang telah mendaftarkan diri akan menjalani proses seleksi terhadap kelayakan dan bisnis plan yang diajukan, verifikasi dan penilaian dilaksanakan oleh Tim Ahli dan Kelompok Kerja (Pokja) Kemandirian Pesantren dengan proses yang simultan. Setelah calon penerima manfaat memenuhi semua persyaratan termasuk mengikuti Bimbingan Teknis dan Diklat Bisnis, pesantren dapat ditetapkan sebagai penerima bantuan Inkubasi Bisnis Program Kemandirian Pesantren 2023. (Dr/Ubae)