Dirjen Pendis Muhammad Ali Ramdhani menutup Lomba Madrasah Student Leadership Award (MSLA) 2022 di Arch Hotel, Bogor, Kamis (11/10/2022) malam.

Dirjen Pendis Muhammad Ali Ramdhani menutup Lomba Madrasah Student Leadership Award (MSLA) 2022 di Arch Hotel, Bogor, Kamis (11/10/2022) malam.

Bogor (Pendis) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Muhammad Ali Ramdhani resmi menutup kegiatan Pendamping dan Grand Final Lomba Madrasah Student Leadership Award (MSLA) 2022 di Arch Hotel, Bogor, Kamis (10/11/2022) malam.

Grand Final Lomba MSLA yang berlangsung sejak 8 November ini diikuti oleh sebayak 35 perserta yang terdiri dari perwakilan Mandrasah Aliyah (MA) di seluruh Indonesia.

Di hadapan para peserta, Dirjen Pendis Muhammad Ali Ramdhani berpesan terkait tiga pilar penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yakni olahpikir, olahrasa dan olahraga.

Prof Dhani -sapaan akrabnya- menyebutkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan yang mumpuni. Menurutnya, ketika emosi bukan buatan sebuah kemarahan tetapi emosi adalah ekspresi dari sebuah cinta dari orang yang memimpin terhadap yang dipimpinnya. Sehingga diharapkan pengendalian emosi dari seorang pemimpin itu menjadi pencirikhas dari setiap alumni madrasah, karena di madrasah diajarkan tentang pola kesabaran, ketenangan dan lain sebagainya.

"Tiga pilar inilah yang  kemudian kita pikir menjadi hal yang esensial dan tentu saja kita mengamanatkan pada madrasah agar tetap memprioritaskan olah pikir, olahrasa dan olahraga yang kemudian dibaluti dengan olahkarsa dalam bentuk inovasi," ujar Pria kelahiran Garut 6 November 1971 itu.

Selain itu, Dhani juga meminta kepada peserta untuk meneladani sifat Kepemimpinan Rasulullah, yakni sifat siddiq, amanah, tabligh dan fathanah. "Sehingga para pemimpin adalah insan-insan yang selalu menampilkan wajah-wajah yang ramah dan tidak marah, dia yang mengajak dan tidak mengejek, dia yang membina dan tidak menghina, dia yang mencinta dan tidak mencerca, dan ingatlah Rasulullah adalah tauladan yang baik dan uswatun hasanah bagi kita," ungkapnya.

Ia berharap para alumni madrasah dapat menjadi pemimpin yang handal di masa depan, tidak hanya berada pada pojok-pojok perkembangan zaman akan tetapi menjadi tokoh utama dalam membangun peradaban.

"Kalaulah kita tidak mampu menjadi matahari mari kita menjadi pelita-pelita yang mampu menerangi peradaban manusia ini. Semua orang ingin menjadi jalan besar, tetapi kalaulah tidak mampu menjadi jalan besar, menjadi jalan-jalan kecil, gang-gang kecil untuk perbaikan itu pun tak masalah. Jadi pada dimensi apapun, mari kita bekerja sebaik mungkin dan kalau bicara tentang pemimpin dia adalah yang mengakselerasi tujuan dari sebuah negara, sebuah organisasi," pesannya.