Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M. Ali Ramdhani saat memberikan arahan di UIN SATU

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, M. Ali Ramdhani saat memberikan arahan di UIN SATU

Tulunggagung (Pendis) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani mengungkapkan bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menjadi tempat yang dapat membentuk manusia penentu kehidupan.

Demikian disampaikan Ramdhani pada giat Pembinaan Pegawan dan ASN dan Serah Terima Jabatan Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulunggagung (UIN SATU) pada Jum'at (20/101/2023).

"Perguruan tinggi ini pada dasarnya adalah ingin menciptakan manusia yang mampu menjadi penentu kehidupan, bukan mereka yang berada pada pojok-pojok peradaban, bukan pada sudut-sudut kemajuan bangsa, tetapi memainkan peran penting," ujar Ramdhani.

Menurut Ramdhani, dengan jumlah mahasiswa hampir 28.000 dan dosen 700-an orang telah menjadikan UIN SATU Tulunggagung menjadi sebuah mercusuar yang mampu menerangi dunia di saat kegelapan dan mampu menunjukkan arah bagi orang yang tengah mencari peradaban.

Apresiasi penghargaan dan terima kasih disampaikan Ramdhani kepada Rektor UIN SATU Tulungagung sebelumnya, Maftukhin atas torehan-torehan prestasi yang membanggakan sehingga UIN Tulunggagung dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat baik.

"Untuk itu, tugas rektor baru UIN SATU, Abdul Aziz dan seluruh civitas akademika untuk meneruskan prestasi-prestasi ini dan menyempurnakan apa yang telah diraih," pesannya dengan tegas.

Saat memberikan pembinaan dan arahan, Ramdhani mengingatkan kepada seluruh civitas akademika UIN SATU agar terus berpegang teguh pada budaya kerja Kementerian Agama. "Saya bahagia memperoleh laporan dari pak rektor atas survei terhadap pemahaman budaya kerja yang sangat baik," ungkapnya.

Ramdhani mengajak untuk terus berkomitmen membangun budaya kerja yang dielaborasi menjadi pemaknaan atas 5 kata. Yang pertama, Integritas. Menurutnya, integritas adalah sesuatu hal yang sifatnya norma. 

"Yakni nilai yang disepakati oleh umum dan bersifat kebajikan yang harus kita implementasikan dalam kehidupan keseharian," jelasnya.

Yang kedua, profesionalitas. Profesionalitas adalah ketika seseorang melakukan sesuatu hal berdasarkan ilmunya. "Artinya apa? Apa yang dibekalkan kepada mahasiswa kita itu harus ilmu yang mutakhir," tukasnya.

Maka, dalam konteks profesional ini, Ramdhani mengemukakan bahwa orang yang terpelajar hanyalah pemilik masa lalu dan orang yang terus belajar yang akan menjadi pemilik masa depan. "Artinya, kunci keberhasilan adalah dia yang tidak  berhenti melakukan proses belajar," tegas Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini.

Ramdhani berpesan agar Ilmu yang diajarkan kepada mahasiswa harus kontemporer, harus berbasis fakta-fakta (temuan) yang paling mutakhir. Orang yang profesional adalah orang yang selalu mengandalkan proses pembelajaran hari ini. 

Berikutnya, inovasi. Inovasi itu dapat dipahami secara sederhana, bahwa, di masa depan akan ada satu hal yang melampaui wasilah tertentu dan sesuatu itu dilakukan dengan cara-cara yang baru melalui percepatan inovasi, bukan sekedar invention. Inovasi itu adalah satu hal yang nilainya hasil dari konvergensi atau penggabungan dari nilai-nilai lama.

Selanjutnya, kata Ramdhani, tanggung jawab. Tanggung jawab adalah keberanian mengambil resiko terhadap sesuatu hal yang diambil. Dia tidak pernah buang badan. Juga tidak pernah melakukan ikhtiar-ikhtiar untuk melepaskan konsekuensi dari sebuah aktivitas.

Yang terakhir, keteladanan. Seorang dosen apalagi guru besar harus bisa menjaga setiap kata yang disampaikan dan perilaku yang ditampilkan. "Karena anda adalah teladan," tukas Ramdhani.

Ramdhani juga memberi arahan terkait kepemimpinan. Menurutnya, pemimpin adalah orang yang melakukan sebuah proses akselerasi untuk mencapai tujuan tertentu. Pemimpin harus bergerak cepat. Ia membeberkan sebuah akronim yang bermakna cepat atau FAST. 

"FAST itu terdiri dari 4 kata yang terdapat dalam diri Rasulullah yang perlu terus kita teladani. F untuk Fathonah (Cerdas), A untuk Amanah (dapat dipercaya), S untuk Shidiq (Jujur) dan T untuk Tabligh (menyampaikan kebenaran)," paparnya.

"Jadi makna akselerasi dan gerak cepat yang dilakukan pemimpin dielaborasikan dengan sifat teladan tersebut," tambahnya diakhir arahan.