dari kiri Andri Maijar dosen UIN MyBatusangkar

dari kiri Andri Maijar dosen UIN MyBatusangkar

Batusangkar (Pendis)-- Tiga orang dosen yang dari Sumatera Barat (Sumbar) melakukan penelitian resolusi konflik berbasis kebudayaan di Komunitas Adat Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel)

Salah satu dari tiga dosen tersebut adalah dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar Andri Maijar, dan dua lagi yakni Susi Fitria Dewi dari Universitas Negeri Padang (UNP), Febri Yulika dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.

Penelitian tersebut merupakan kolaborasi yang paripurna yang difasilitasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M).

Kolaborasi dalam antar universitas ini tentu memberikan sudut pandang yang berbeda sesuai dengan keilmuan masing-masing.

Ketua peneliti Susi Fitria Dewi dan tim menemukan bahwa masyarakat adat di Kajang memiliki sesuatu yang unik.

"Mereka bertahan dengan kearifan lokalnya untuk menciptakan kemasalahatan bagi komunitasnya dan juga masyarakat luas," kata Susi, rabu (27/7/2022).

Susi mengaku bahwa pihaknya sudah mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian dan beberapa kata kunci yang ingin didapatkan dari informan juga sudah didapatkan.

"Pernyataan-pernyataan ini sudah dapat kami konfirmasi dari narasumber yang sebelumnya dilakukan melalui literatur review," katanya.

Dosen UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Andri Maijar mengatakan dengan adanya kolaborasi multi disiplin tentu pihaknya bisa melakukan pekerjaan dan penelitian dengan maksimal, tentunya akan berguna buat UIN Mahmud Yunus Batusangkar.

"Muaranya, kami bisa mendapatkan sisi baik dari kearifan lokal sebagai produk kebudayaan yang dapat kita pelajari kembali, “ucapnya”

Hal yang sama juga disampaikan Febri Yulika dosen ISI Padang Panjang, bahwa kolaborasi ini dilakukan dengan pendekatan multi perspektif.

"Ketika kita berbicara tentang masyarakat tidak bisa dari satu sudut pandang saja, dengan kolaborasi ini tentu kami mendapatkan sudut yang saling melengkapi terhadap satu objek kajian masyarakat," imbuhnya. (doni)