Guru RA Dilatih Kegiatan Reaksional Hadapi Psikologis Anak Didik saat BDR

Guru RA Dilatih Kegiatan Reaksional Hadapi Psikologis Anak Didik saat BDR

Jakarta (Pendis) --- Bejalar Dari Rumah (BDR) bagi peserta didik saat Pandemi Covid1-19 berdampak kepada sosial dan emosional anak. Berdasarkan data sebanyak 34% anak merasa takut tertular virus dan 15% anak merasa tidak aman karena COVID-19, 35% anak yang khawatir ketinggalan pelajaran dan 10% anak khawatir tentang penghasilan orang tua dan kekurangan makanan, sebanyak 40% siswa merasa bosan belajar di rumah dan 10% merasa tidak senang dengan proses belajar di rumah.

Data kondisi anak saat BDR, diungkap oleh Education Specialist Wahana Visi Indonesia, Melliana Yayuk, saat menjadi pemateri dalam Pelatihan Pengembangan Kapasitas Guru RA dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Dimasa Pandemic Covid 19, secara daring, Rabu (23/09). Pada sesi ini, mengangkat tema Kegiatan Rekreasioanal di Rumah : Edukasi Keterampilan Hidup.

Menurut Melliana, kegiatan rekreasional dibutuhkan dan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi dampak-dampak yang terjadi pada kondisi anak didik sebagaimana data yang ada. “Kegiatan Rekreasional bisa juga dilakukan/diterapkan dalam situasi pembelajaran daring ini. Prinsipnya adalah kegiatan ini aman, sesuai kemampuan anak dan menyenangkan untuk anak,” ujarnya.

“Tujuan dari kegiatan rekreasional yaitu sebagai bentuk dukungan psikososial yang memberikan rasa aman, nyaman dan menyenangkan sekaligus bisa menjadi bentuk kegiatan yang menstimulus tumbuh kembang dan keterampilan hidup anak,” sambungnya.

Melliana memaparkan bahwa kegiatan rekreasional tersebut identik dengan edukasi keterampilan hidup yaitu kemampuan atau keterampilan yang diperoleh ketika menginjak dewasa. Selain itu,  kemampuan untuk beradaptasi dan menunjukkan perilaku positif yang pada akhirnya memampukan individu untuk menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari dengan efektif. “Jenis keterampilan hidup terbagi menjadi tiga yaitu : keterampilan berpikir, keterampilan social dan keterampilan emosional,” terangnya.

“Hobi juga bisa menjadi salah satu bentuk kegiatan rekreasional. Karena hobi memiliki beragam manfaat bagi anak-anak diantara nya : meningkatkan fokus anak, meningkatkan rasa percaya diri anak, membiasakan anak bersosialisasi, mengasah kreatifitas anak, dan sebagainya,” sambung Melliana.

Dikatakan Melliana, kegiatan rekreasional bisa juga dilakukan atau diterapkan dalam situasi pembelajaran daring yang saat ini banyak diaplikasikan di sekolah-sekolah, terutama untuk anak usia dini. Menurutnya, karena prinsip dari kegiatan rekreasioanal ini adalah aktifitas yang aman untuk dilakukan oleh anak-anak  dan sesuai dengan kemampuan anak serta menyenangkan untuk anak. 

“Kegiatan rekreasional ini  membutuhkan dukungan dari orang tua murid, akan tetapi salah satu kendala dalam pembelajaran saat ini, orang tua murid terkadang kurang memahami kegiatan rekreasional tersebut,” jelasnya.

Untuk menyikapi orang tua yang belum memahami cara melakukan kegiatan rekreasional, lanjut Melliana, dapat dilakukan dengan cara membangun dialog dengan orang tua atau membuka sesi khusus dengan orang tua murid terkait sosialisasi pentingnya dan tujuan dari kegiatan rekreasional.

“Selain itu, guru-guru bisa memberikan panduannya dari langkah awal hingga langkah akhir juga makna dari kegiatan rekreasional tersebut. Kemudian guru juga mengarahkan orangtua untuk membuat jadwal harian yang mengagendakan jadwal kegiatan rekreasional bersama anak dirumah sehingga waktunya lebih fleksibel,” pungkas  Melliana.

Kasubdit Bina GTK RA, Siti Sakdiyah menyampaikan bahwa disaat PJJ pembelajaran juga harus dikemas dengan model apapun termasuk dengan pola kegiatan rekresional. “Rekreasi sekaligus pengenalan lingkungan sekitar yang sarat akan makna pembelajaran, tidak kaku dan anak bahagia, hal tersebut akan memudahkan anak untuk mengingat pelajaran,” ujarnya.

“Mengenal warna hijau daun, tanah coklat, langit biru, merah cabai, diselingi dengan kegiatan berhitung. Anak akan merasa bermain, sekaligus mensyukuri kebesaran Tuhan Yang Maha Esa serta kepedulian terhadap lingkungan bisa terimplementasi secara langsung,” tutupnya.

Pelatihan Pengembangan Kapasitas Guru RA dalam Pembelajaran Jarak Jauh Dimasa Pandemic Covid 19, dilaksanakan setip hari Rabu. Kegiatan terselenggara atas kerjasama Direktorat GTK Madrasah dengan Pengurus Pusat IGRA, Inovasi dan Koalisi PAUDHI Nasional.

(Rury/MY)


Tags: