Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat malantik Pimpinan PTKIN.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat malantik Pimpinan PTKIN.

Jakarta (Pendis) --- Tiga Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) mengalami pergantian Pimpinan. Siang ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melantik tiga pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Pelantikan dilaksanakan di Operation Room lanti 2 Kemenag Lapangan Banteng.

Tiga pimpinan PTKIN tersebut adalah Prof. Asep Saifudin Jahar, MA, Ph.D (Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta)-(Kiri), Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M. Ag. (Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon)-(Tengah), dan Syamsuar (Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh) –(Kanan).

Disela pembacaan sumpah jabatan, Menag Yaqut mengingatkan ketiganya akan cita-cita menjadikan PTKIN sebagai World Class University.

"Menjadikan PTKI sebagai World Class University (WCU) adalah cita-cita bersama," pesan Menag di Jakarta, Rabu (1/3/2023).

Menurut Menag, rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 akan segera berakhir. Salah satu spirit yang digaungkan dalam menyongsong RPJP 2025-2045 adalah menjadikan PTKI tidak hanya mampu berdaya saing di tingkat nasional, melainkan bertransformasi menjadi bagian penting percaturan pendidikan di tingkat internasional.

"Perjalanan menuju World Class University (WCU) tentu harus dipersiapkan secara matang dan terukur," sambung Gusmen.

Pemenuhan infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM) hingga regulasi, kata Menag Yaqut, adalah sebuah pekerjaan rumah yang harus segera dirumuskan guna mendukung akselerasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang memiliki daya saing global. Berbagai tahapan perlu disusun dan didesain agar seluruh stakeholders yang terlibat dapat berperan dan berkontribusi secara optimal.

Sedangkan dari aspek kelembagaan, lanjutnya, transformasi pengelolaan Perguruan Tinggi Negeri, termasuk PTKIN, diarahkan pada bentuk lembaga berbadan hukum (PTN BH). Transformasi PTKIN menjadi PTN BH sejalan dengan kebijakan Kampus Merdeka yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum.

"Dengan otonomi penuh tersebut, PTKIN diharapkan bisa lebih cepat berkembang dan berinovasi," sebutnya.

Gusmen pun mengingatkan, kepada Rektor yang baru dilantik, terlebih kepada Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar senantiasa bekerja maksimal. Yang mana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi barometer bagi kesuksesan UIN lainnya.

Selain itu, PTKIN juga dapat menerapkan prinsip keterbukaan dan kemampuan menyajikan informasi yang lebih relevan, serta standar pelaporan yang berlaku kepada pemangku kepentingan. Artinya, tujuan utama dari PTKIN berubah statusnya menjadi berbadan hukum adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebagai sebuah proses yang akan mencapai "outcome" secara lebih maksimal.

"Kementerian Agama berkomitmen kuat mengantarkan dan memfasilitasi transformasi PTKIN menuju World Class University (WCU). Hari ini komitmen itu kita wujudkan dengan melantik para Rektor yang segera akan bertugas menakhodai PTKIN," tegasnya.

"Saya mengingatkan para Rektor untuk secara efektif menjalankan roda birokrasi," tandasnya.

Dan Gusmen pun berpesan kepada para Rektor, agar menjaga suasana kerja yang bersih. Terbebas dari praktik korupsi dan nepotisme. Dan Gusmen pun turut mengingatkan agar para Rektor tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya saat ini dengan semena-mena.

Pelantikan ketiga pimpinan PTKIN ini turut disaksikan oleh Staf Ahli Bidang HAM, Prof. Abu Rokhmat, Kabalitbang Diklat, Suyitno. Turut pula hadir pada pelantikan, para staf khusus Menteri Agama, para Direktur Jenderal, dan pejabat di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam.