IAIN Jember Kembangkan Soft Skill Pustakawan

IAIN Jember Kembangkan Soft Skill Pustakawan

Banyuwangi (Pendis) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menggelar Workshop Filologi untuk Pengembangan Soft Skill Staf Perpustakaan. Workshop ini dilaksanakan untuk mengakrabkan pustakawan IAIN Jember dengan naskah kuno dalam memahami dan mendalami seputar seluk beluk filologi Nusantara.

Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Jember Sukarno menuturkan bahwa workshop filologi untuk pengembangan soft skill pustakawan ini sangat dibutuhkan untuk civitas akademika IAIN Jember, utamanya bagi pustakawan yang kesehariannya bergelut dengan buku dan naskah.

"Bagi kami, pengembangan skill civitas akademika IAIN Jember sangat penting, termasuk bagi pustakawan. Soft skill menjadi kunci sukses dalam bidang pekerjaan manapun, tak terkecuali di perpustakaan," ungkap Sukarno saat menyampaikan sambutan, Sabtu (28/07) di Banyuwangi.

Kepala Perpustakaan IAIN Jember Alfisyah Nurhayati menegaskan, workshop filologi untuk pengembangan soft skill staf perpustakaan IAIN Jember menemukan relevansi dengan visi kampus IAIN Jember yaitu menjadi pusat kajian dan pengembangan Islam Nusantara.

"Workshop ini menemukan relevansinya dengan visi kampus IAIN Jember. Karena itu, kami berharap, workshop ini dapat menguatkan soft skill pustakawan untuk lebih akrab dengan naskah kuno yang menjadi warisan ulama Nusantara," kata Alfish.

"Tentu keberadaan perpustakaan menjadi bagian penting dalam rangka ikut serta menjaga naskah kuno agar terbaca oleh kalangan akademisi. Sejalan dengan itu, kami merasa penting untuk mengembangkan soft skill staf perpustakaan terkait pernaskahan kuno Nusantara," sambung Alfish.

Hadir sebagai narasumber Kasi Penelitian dan Pengembangan Hak Kekayaan Intelektual Dit. PTKI Mahrus. Dalam paparannya, Mahrus menjelaskan bahwa penjelasan naskah kuno termaktub dalam UU No. 43 Tahun 2007. Keterangan naskah kuno sejalan dengan UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

"Isi dari naskah kuno itu warisan budaya karya intelektual bangsa Indonesia yang sangat berharga. Sampai saat ini masih tersebar di masyarakat dan diperlukan pelestarian. Dalam konteks pelestarian itulah, perpustakaan PTKIN mempunyai relevansi dan korelasi, serta dapat menjadi kontribusi filologis," ungkap Mahrus.

Dikatakan Mahrus, perpustakaan PTKIN harus menjadi penyedia dan sumber informasi tentang naskah kuno Nusantara, sekalipun dalam bentuk digital. "Program digitalisasi perlu dilakukan sebagai bentuk dari upaya penyelamatan naskah kuno. Dalam konteks itulah, filologi Nusantara relevan untuk menjadi alat bantu dalam pengembangan perpustakaan PTKIN," kata Mahrus yang pernah menjadi Kepala Perpustakaan IAIN Syek Nur Jati Cirebon.

"Pustakawan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta, barangkali dapat menjadi contohnya, yaitu pustakawan yang filolog," sambung Mahrus.

Hadir dalam workshop ini, Kepala Biro Administrasi, Umum, Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Jember Abd. Syakur, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora Khusna Amal, Kepala Pusat Pengabdian Ardiansyah, dan seluruh staf perpustakaan IAIN Jember. (wildanhefni/dod)


Tags: