Ketua Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama, Tgk Saifuddin A Rasyid

Ketua Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama, Tgk Saifuddin A Rasyid

Banda Aceh (Pendis) --- Ketua Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama, Tgk Saifuddin A Rasyid berkesempatan menjadi salah satu narasumber kajian aktual yang mengusung tema “Praktik Islam Wasathiyah di Dayah: Membendung Sikap Radikal dalam Beragama”  yang diselenggarkan Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh bekerjasama dengan Tastafi Kota Banda Aceh dan HIPSI Aceh

Kajian yang dirangkai dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan launching Buku “Praktik Islam Wasathiyah di Institusi Pendidikan Dayah di Aceh” karya Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP ISAD Aceh, Dr Teuku Zulkhairi, MA ini berlangsung di Hotel Kyriad Muraya, Banda Aceh, Rabu (27/9/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Tgk Saifuddin A Rasyid mengungkapkan bahwa ada kekeliruan dari sebagian orang dalam memahami konsep moderasi beragama. Seakan akan yang dimoderasi itu agama.

"Tidak. Yang kita moderasikan adalah cara hidup kita dalam mengamalkan ajaran agama," tegas Saifuddin A Rasyid.

Ditegaskannya pula, dalam bermoderasi itu bagi kita umat Islam, kita jalankan ajaran Islam secara baik dan benar, sesuai standar yang ditetapkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Lebih lanjut, Saifuddin juga menegaskan bahwa moderasi beragama itu juga bukan aliran agama tetapi hanya sekedar program, gerakan, yang dijalankan pemerintah Indonesia untuk membangun sikap harmoni dari segenap komponen bangsa agar tidak berlebih lebihan dalam beragama, agar tidak ekstrim, baik ekstrim kanan (radikal) ataupun esktrim kiri (liberal).

Pada kesempatan tersebut, Kepala BKM Masjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry Banda Aceh Lebih jauh mengingatkan agar individu atau kelompok umat Islam agar menahan diri dari klaim kebenaran dan dengan mudah menuduh sesat pihak yang berbeda pilihan cara beragama hanya karena nafsu, kurang ilmu, dan ingin memaksakan kehendak kepada pihak lain. Kita hidup dalam keragaman dan perlu menghargai perbedaan perbedaan.

Dalam sesi tampil bersama Fadhil Rahmi (anggota DPD RI asal Aceh), Faisal M. Nur (pengurus HUDA), dan Teuku Zulkhairi (penulis buku) itu, Saifuddin mengatakan bahwa buku ini sangat bagus karena berhasil mengungkapkan fakta bahwa kehidupan dan tradisi keilmuan serta cara beragama di lingkungan dayah di Aceh disetting atas dasar konsep Islam Wasathiyah. Yaitu mengedepankan keseimbangan, kedamaian, keharmonisan dan sikap saling menghargai.

Menutup sesinya Saifuddin tak lupa menyampaikan salam kepada penulis buku tersebut dari Bapak Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI periode 2014-2019. Sebagai peletak konsep moderasi beragama di Indonesia beliau menghargai buku Dr. Zulkhairi tersebut sebagai aset penting yang makin memperkaya khazanah keilmuan dan gerakan moderasi beragama di Indonesia. []