Jumlah Guru Kesenian Minim

Jumlah Guru Kesenian Minim

JAKARTA- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengakui bahwa sampai dengan saat ini jumlah guru kesenian masih sangat sedikit. Padahal, keberadaan guru kesenian merupakan ujung tombak agar siswa semakin mengerti dan mencintai kebudayaan Indonesia.

”Jumlah guru kesenian kita saat ini masih sangat kurang. Saat ini banyak yang mengajar kesenian itu justru bukan guru kesenian,” ujar Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, Musliar Kasim seusai gelar pamit tim budaya Indonesia SMP Lab School, di Gedung Kemdikbud kemarin.

Karena itu, dalam penerimaan guru kedepan, guru kesenian akan menjadi prioritas. Menurutnya, kesenian adalah sebuah keterampilan, sehingga akan lebih baik pembinaan kesenian itu diberikan oleh orang-orang yang memang memiliki komampuan di bidang itu.

”Akan sangat lebih baik kalau yang mengajar itu adalah yang benar-benar memiliki kompetensi dalam hal kesenian,” imbuhnya.

Pihaknya akan menggiatkan pengembangan kesenian dan kebudayaan di sekolah-sekolah. Dia menilai, pembinaan kesenian dan kebudayaan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan karakter.

”Karena melalui kesenian, dapat menimbulkan rasa kecintaan akan negara kita ini. Maka kedepan kesenian akan terus kita kembangkan, dalam rangka mengembangkan kebudayaan yang kita miliki, sehingga dapat dikenal di internasional,” tutur mantan Rektor Universitas Andalas itu.

Kirim Pelajar

Salah satu upaya yang dilakukan agar kebudayaan Indonesia dikenal adalah dengan mengirimkan pelajar-pelajar ke sejumlah festival kebudayaan. termasuk festival di tingkat internasional yang kerap diselenggarakan oleh berbagai negara.

”Kita berusaha semaksimal mungkin untuk terus mengirimkan pelajar Indonesia ke festival kesenian atau kebudayaan,” terang Musliar.

Dirinya menyadari, pembinaan kesenian di sekolah masih sangat minim. Untuk itu, sekolah-sekolah dapat meningkatkan pelatihan kesenian melalui ekstrakulikuler.

Selain itu, diharapkan keberadaan sanggar-sanggar kesenian yang ada di daerah dapat semakin dikembangkan.

”Diharapkan hal tersebut (sanggar kesenian) dapat dikembangkan di setiap daerah untuk melestarikan kebudayaan kita. Keterampilan di sekolah juga harus dikembangkan dalam bentuk ekstrakulikuler,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Arief Rahman menyambut baik niat Kemdikbud untuk mengembangakn kebudayaan di sekolah-sekolah. ”Kemdikbud akan semakin terlihat bahwa semua pembinaan pendidikan dalam sekolah akan mengedepankan kebuayaan yang ada,” katanya. (K32-91)


Tags: