Keberhasilan Wajar 9 Tahun Masih Sebatas Kuantitas

Keberhasilan Wajar 9 Tahun Masih Sebatas Kuantitas

JAKARTA - Program Wajib Belajar (Wajar) sembilan tahun yang telah dijalankan dan diklaim berhasil oleh pemerintah ternyata masih kuantitas. Namun, secara kualitas, pendidikan dasar belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
”Wajar sembilan tahun ini memang baru bisa rampung dari sisi kuantitas dulu. Dari sisi kualitas memang belum meningkat. Kita masih harus lebih keras lagi di samping meneruskan program wajar sembilan tahun,” kata Plt Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Suyanto, di Gedung Kemdikbud, kemarin.
Indikator keberhasilan program wajar sembilan tahun adalah tingginya Angka Partisipasi kasar (APK) jenjang pendidikan dasar.
Meski demikian, masih ada daerah yang APK-nya dibawah 90%.
”Masih ada sekitar 120 kabupaten yang tertinggal dan kesusahan dalam menyelesaikan wajar sembilan tahun,” ungkapnya.
Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta itu mengungkapkan, salah satu penyebab terkendalanya wajar sembilan tahun di sejumlah daerah karena faktor ekonomi.
Selain ekonomi, faktor lainnya adalah masalah geografis dan kurangnya infrastruktur sekolah.
”Terkadang komitmen belajar di daerah itu masih kurang. Sampai saat ini masih ada sekitar 2% lagi untuk penuntasan program wajib belajar sembilan tahun,” tuturnya.
Tingkatkan Mutu
Dirjen Pendidikan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad mengatakan, Pendidikan Menengah Universal (PMU) harus segera dilaksanakan.
Karena itu, pemerintah harus terus meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
Menurutnya, untuk melaksanakan PMU tidak harus menuntaskan program wajar sembilan tahun, karena dapat dijalankan secara pararel.
”Persoalan mutu terus kami perbaiki. Peningkatan pendidikan ini terus digalakkan, mengingat lulusan SMP terus bertambah dan sebagian besar belum tertampung di jenjang lanjutannya,” kata Hamid.
Dia menuturkan, rata-rata lulusan SMP setiap tahun mencapai 3 juta siswa. Sementara lulusan yang tidak tertampung di jenjang SMA bisa mencapai 1,2 juta. Padahal, para lulusan SMP belum memiliki kompetensi dan keterampilan untuk masuk ke dunia kerja.
Diharapkan dengan program PMU dapat membuka akses pendidikan menjadi lebih baik.
”Dengan ini, diharapkan siswa sudah siap dan memiliki kemampuan untuk bekerja dan sebagian lagi dipersiapkan untuk masuk ke perguruan tinggi,” ujar Hamid. (K32-37)


Tags: