Kekuatan Pendidikan Bukan Pada Fasilitas dan Kurikulum

Kekuatan Pendidikan Bukan Pada Fasilitas dan Kurikulum

SOLO, (PRLM).- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan mengingatkan, kekuatan pendidikan bukan pada fasilitas dan bukan di kurikulum, tetapi ada pada guru.

Berkaitan dengan itu, kementerian yang dipimpinnya pada tahun 2015 ini akan melatih sebanyak 300.000 guru, sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

"Saya percaya sekali, kekuatan pendidikan bukan pada fasilitas dan bukan di kurikulum. Tetapi kekuatan pendidikan ada pada guru. Kalau gurunya baik dan para guru mampu menginspirasi, di masa depan pendidikan pasti akan jauh lebih baik," katanya, di sela kunjungan kerja ke Sekolah Dasar (SD) Dukuh, Kel. Kerten, Kec. Laweyan, Kota Solo, Kamis (26/2/2015).

Selama sehari di Kota Solo, Mendikbud selain mengunjungi sekolah negeri dan swasta, juga menyaksikan kegiatan anak-anak di Taman Cerdas Kampung Gandekan.

Anies mengemukakan, materi pelatihan bagi para guru aktif tersebut, di antaranya berupa metode mengajar dan pengayaan pada bidang studi yang diampu masing-masing guru.

Tujuan pelatihan adalah meningkatkan kompetensi para guru. Bersamaan pelatihan tersebut, pada tahun 2015 ini juga dilaksanakan pelatihan peningkatan kualitas kepemimpinan bagi kepala sekolah.

Kehadiran Mendikbud ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Solo, dikeluhkan sejumlah siswa kelas XII yang hari itu dijadwalkan mengikuti ujian tengah semester II (mid-semester). Untuk menyambut Menteri Anies Baswedan, pelaksanaan ujian hari itu ditunda dan akan diganti pada hari lain.

Menanggapi kebijakan sekolah tersebut, Anies Baswedan menyatakan, mengaku dia tidak mempermasalahkan penundaan ujian hari itu. Menurut dia, dalam penundaan tidak ada sisi negatifnya, karena dia melihat proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik di sekolah tersebut.

"Saya melihat itu bukan dari sisi penundaan ujiannya, namun yang saya lihat justru proses belajar siswa yang bagus," ujarnya.

Mendikbud menegaskan, dalam penentuan kelulusan sekarang bukan berdasarkan nilai hasil ujian seperti sewaktu diadakan ujian nasional. Tetapi untuk menentukan kelulusan siswa dilihat dari nilai rapor yang mencakup seluruh mata pelajaran yang diajarkan (Tok Suwarto/A-89)***


Tags: