Kemahnya Mahasiswa Berbasis Keagamaan

Kemahnya Mahasiswa Berbasis Keagamaan

Jakarta (Pendis)--Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Direktorat Jenderal Pendidikan Islam akan menggelar Perkemahan Wirakarya Nasional Pendidikan Tinggi Keagamaan (PWN-PTK), pada 22-27 Mei 2023 di Bumi Perkemahan IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Kurang lebih 1000 orang pramuka pandega dari PTK se-Indonesia akan hadir, dengan didampingi oleh Bindamping dan Pimpinan Kontingen. 58 PTKIN juga menjadi aktor penting bagaimana perkemahan ala mahasiswa ini sukses di gelar untuk kali yang ke 16 yang di gelar setiap dua tahun sekali.

Saya sendiri mulai berikutserta sejak PWN PTK ke 13 di IAIN Kendari, PWN ke 14 di UIN Sultan Kasim Riau dan teakhir pada saat pandemi covid-19 di gelar PWN ke 15 di UIN Raden Fatah Palembang pada tahun 2021. 

PWN yang khas untuk kelompok mahasiswa dari kalangan kampus keagamaan ini, telah konsisten di gelar oleh Kemenag. Piranti untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan, menajamkan kreatifitas, daya inovasi, seni-budaya, sekaligus berbasis penanaman nilai-nilai keagamaan yang moderat.

Dua Nilai

Perkemahan ala mahasiswa keagamaan ini diselenggarakan untuk menggabungkan dua nilai dan tradisi. Nilai dan tradisi kepramukaan di satu sisi dan nilai dan tradisi perguruan tinggi keagamaan keagamaan di sisi yang lain. Tentu dibangun dengan basis pengetahuan (knowledge) keduanya yang saling berhubungan.

Kita dapat meyakini antara nilai keagamaan dan nilai kepramukaan tidak bertentangan, bahkan saling mengisi dan menguatkan. Para orang tua yang ingin melepas putra-puterinya berkemah, mempunyai harapan besar agar mereka tumbuh mengalami pengalaman baru berkemah dengan semangat religiusitas yang kuat.

Tri satya yang dirumuskan dan menjadi cara pandang dan perilaku anggota gerakan pramuka bermuatan dua nilai yang sangat kuat, yaitu komitmen keagamaan dan kebangsaan. Pertama, menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila; Kedua, menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat; Ketiga, menepati Dasa Dharma.

Apalagi digabungkan dengan dasa dharma pramuka, sebagai 10 komitmen penting bagi insan gerakan pramuka: (1). Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa; (2). Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; (3). Patriot yang sopan dan kesatria; (4). Patuh dan suka bermusyawarah; (5). Rela menolong dan tabah; (6). Rajin, terampil dan gembira; (7). Hemat, cermat dan bersahaja; (8). Disiplin, berani dan setia; (9). Bertanggung jawab dan dapat dipercaya; (10). Suci dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan.

Nilai keagamaan dan kepramukaan saling berdialektika dan berdialog dan menjadi spirit para peserta PWN PTK. Para pembina telah menanamkan nilai-nilai tersebut yang dipadukan nilai-nilai lokal (local wisdom) yang terus hidup. 

PWN PTK di Gorontalo dengan demikian, menjadi washilah para generasi muda usia mahasiswa untuk bersilaturrahmi intelektual, moral sekaligus nilai dan tradisi dengan pendekatan kepramukaan. Sebaliknya penyelenggaraan perkemahan yang selama ini hanya menekankan norma-norama kepramukaan an-sich menjadi lebih religius karetan balutan yang apik dari arsitek kepramukaan pada perguruan tinggi keagamaan.

Sanad keilmuan kepramukaan dari Robert Baden Powell mengalir ke gerakan pramuka Indonesia dan juga dalam kawah candradimuka Gerakan Pramuka PTK. Tidak berlebihan jika Kemenag mengatakan bahwa sebagai kementerian yang selama ini berkomitmen kuat mengusung gerakan pramuka melalui pendidikan keopramukaan sejak pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Moderasi Beragama

Sebagai orang yang pernah mengawal kegiatan PWN PTK dalam kapasitasnya sebagai Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan kala itu, saya bangga PWN PTK XVI Tahun 2023 kali ini mengusung tema: "Merawat Keberagaman dan Perdamaian dalam Bingkai Moderasi Beragama", dan sub tema: "Peran Pramuka dalam Penguatan Moderasi Beragama untuk Mencapai Sustainable Development Goals (SDG's)".

Moderasi beragama yang menjadi program Kementerian Agama masuk dalam setiap denyut nadi, gerak langkah keluarga besarnya, bahkan harus mampu didesiminasikan ke suluruh warga bangsa. Melalui gerakan pramuka dipandang efektif, menjadi persemaian dan penguatan paham-paham keagamaan yang moderat.

Melalui PWN PTK XVI di IAIN Gorontalo, ribuah mahasiswa sebagai peserta kemah akan mendapatkan pengetahuan yang cukup sekaligus mampu menjadi bagian aktor yang berada di depan mengusung nilai-nilai beragama yang inklusif dan moderat.

Berbagai riset menunjukan angka intoleransi dan radikalisme yang cukup mengkhawatirkan di kalangan kaum muda dan mahasiswa. Alvara Riset misalnya menyebut 39% mahasiswa Indonesia terpapar intoleran dan radikal.

Model perkemahan yang didesain edukatif dan menyenangkan, akan mampu melahirkan gagasan-gagasan segar, tentang refleksi keagamaan. Pada saat yang sama para peserta yang berasal dari pelbagai agama bisa duduk bersama mendiskusikan tema-tema penting beragama dan berbangsa.

Selama kurang lebih satu minggu, diharapkan akan memberikan dampak positif, lahirnya kaum muda yang tercerahkan, kreatif dan inovatif dalam menyikapi kehidupan. Moderasi menjadi kata kunci melahirkan generasi muda baru yang siap berperang melawan kaum intoleran dan radikal.

Penting juga saya sampaikan di sini, agar para peserta juga dilatih untuk menjadi bagian penting melawan kelompok-kelompok yang dikhawatirkan akan menyebarkan politik identitas. Kelompok yang rela mengatasnamakan agamanya untuk kepentingan politik.

Gus Men Yaqut Cholil Qaumas sudah berkali-kalai diberbagai kesempatan, berpesan agar keluarga besar Kementerian Agama, termasuk mahasiswa untuk tidak terjebak pada politik identitas, yang hanya akan mengkerdilkan makna agama yang luhur.

Selamat berkemah, bertemu dengan kakak-kakak gerakan pramuka se-Indonesia di Bumi Perkemahan IAIN Sultan Amai Gorontalo. Ikhlas Bhakti Bina bangsa Berbudi Bawa Laksana. Wallahu a'lam bi al-shawab.


Tags: # uin # PWNPTK