Direktur PD Pontren, Waryono, Saat Menutup Acara

Direktur PD Pontren, Waryono, Saat Menutup Acara

Lampung (Pendis) --- Moderasi beragama sebagai salah satu program prioritas Kementerian Agama terus diupayakan untuk sampai kepada masyarakat seluas-luasnya dengan melibatkan sebanyak mungkin stakeholder dan masyarakat. Hal ini, salah satunya diwujudkan dengan diseminasi praktuk baik lewat pendidikan Al-Qur’an.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren), Waryono Abdul Ghafur mengatakan bahwa infiltrasi ideologi menyimpang yang paling sedikit dicurigai masyarakat antara lain melalui lembaga pendidikan (yang mengatasnamakan) Al-Qur'an.

“Oleh karena itu, kita harus membentenginya dengan penguatan nilai moderasi beragama di Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ) dengan berbagai kreasi dan inovasi. Salah satunya melalui insersi pada kurikulum pendidikannya” ujar Waryono melalui Zoom saat menutup acara Workshop Pengembangan Pemahaman Moderasi Beragama Pendidikan Al-Qur’an pada Selasa (23/05/2023) malam.

Dalam kesempatan tersebut, mantan wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga menggagas salah satunya melalui pengenalan relasi antar huruf hijaiyyah. Bagaimana sebanyak 28 atau 29 huruf hijaiyyah ini berbeda dan jika saling berjumpa akan menimbulkan bacaan yang berbeda pula tetapi menghasilkan bacaan yang benar.

“Tapi inti dari itu semua adalah diraihnya presisi saat membaca, sesuai dengan ragam aturan yang ada, seperti tajwid. Perumpamaan ini bisa menjadi bahan untuk diseminasi pemahaman moderasi beragama di lingkungan LPQ” terang guru besar UIN Sunan Kalijaga ini.

Waryono juga mengingatkan untuk mengupayakan pemetaan tenaga pendidik LPQ baik dari segi sanad keilmuannya maupun latar belakang literaturnya. Beliau juga menekankan bahwa moderasi beragama ini perlu bergandeng erat dengan khazanah budaya lokal. Oleh karenanya, tenaga pendidik di LPQ diharapkan mampu untuk mengelaborasikan materi baca Al-Qur’an dengan berperilaku baik dan berkebangsaan pada kehidupan sehari-hari.

Sejalan dengan itu, Kasubdit Pendidikan Al-Qur’an, Mahrus juga mengatakan bahwa terdapat sejumlah praktik baik yang dapat dijadikan contoh untuk LPQ untuk memaksimalkan eksistensinya tersebut.

"Kita sudah menerbitkan buku berjudul Mengenali Praktik Baik Ta’lim Al-Qur'an Serial Moderasi Beragama (2022). Kami berharap tenaga pendidik LPQ dapat belajar dan mempraktikkan sejumlah praktik baik tersebut di LPQ nya masing-masing" tukasnya. Diantara contohnya, ketersambungan jalur guru ngaji hingga Rasulullah SAW atau disebut sanad keilmuan. Pun dengan cara menghormati atau etika terhadap mushaf Al-Qur'an saat hendak dibaca bagi anak-anak.

Acara yang berlangsung 3 hari di Bandar Lampung ini menghadirkan narasumber dari penulis buku serial moderasi beragama, Dr Nurkafid, PWNU Lampung, Prof. Dr. Ruslan, PW Muhammadiyah Dr. Jazim Ahmad dan Prof. Moh Asror Yusuf (Akademisi) . Adapun peserta yang hadir adalah beberapa perwakilan dari Kanwil Lampung, se jumlah akademisi dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, pengelola LPQ, serta mitra pendidikan Al-Qur’an daerah Lampung, Jambi, Bengkulu, Palembang dan sekitarnya.