Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Depok (Pendis)--Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani mengapresiasi keberhasilan Institut Agama Islam Depok Al Karimiyah, dalam melakukan transformasi kelembagaan dari Sekolah Tinggi menuju Institut.

“Proses transformasi ini adalah sebuah keinginan besar kita untuk mewujudkan keinginan memperluas pelayanan khidmah dalam pendidikan Islam. Semoga transformasi ini juga dimaknai dalam peningkatan kualitas pada tata kelola perguruan tinggi,” kata Ramdhani.

Dikatakan Ramdhani, arah dan orientasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam ingin menciptakan insan insan yang bahagia.  Ketika mereka menapaki kehidupan nyata dari mahasiswa menuju masyarakat, mereka mampu berdiri tegak dalam posisi mainstream di tengah perkembangan kemajuan, bukan berada di sudut peradaban atau pojok kemajuan bangsa.

“Mereka memainkan peranan penting, dan mampu hidup secara bahagia dan layak dalam konteks pekerjaan dan kemanusiaan,” terang Ramdhani pada agenda Launching Institut Agama Islam Depok Al Karimiyah, Depok, Ahad (05/03).

“Dan tentunya bukan kebahagiaan sementara, tapi kebahagiaan abadi. Dan perguruan tinggi ini diharap mampu memberikan nilai nilai kebaikan dalam mengantar insan mahasiswa untuk bahagia dunia dan akhirat,” lanjutnya.

Ramdhani juga berharap lulusan dari IAID Al Karimiyah ini memiliki nilai keislaman yang kokoh dan keimanan yang tangguh. Selanjutnya, Guru Besar UIN Bandung ini mengatakan filosofi khas perguruan tinggi kita adalah menampakkan eksistensinya dengan menghadirkan nilai-nilai ilahiyah, karakter ihsan dalam berbagai aspek kehidupan. Kata IHSAN merupakan akronim dari Integritas, Humanisme, Spiritualitas, Adaptability, Nationality.

Integritas artinya pengutamaan nilai kejujuran, loyalitas, kesetiakawanan, dan sebagainya.

“Proses pengajaran di perguruan tinggi tidak hanya sebatas transformasi keilmuan atau mengajarkan ilmu pengetahuan sehingga mahasiswa harus memahami betul tentang eksistensi dia sebagai manusia dengan integritas yang baik,” ucap Ramdhani.

Selanjutnya, Humanisme yang pada dasarnya adalah menciptakan manusia yang berintegritas diiringi dengan nilai nilai kemanusiaan. “Ketika berbicara, ia memiliki kemampuan diksi yang terbaik yang tidak menyinggung satu sama lain,” tambahnya.

“Lulusan dari lembaga pendidikan keagamaan Islam adalah orang yang memiliki jiwa jiwa yang humanis, wajah yang ramah tidak marah, membina tidak menghina, merangkul tidak memukul, mencinta tidak mencerca,” tandasnya.

Ketiga, spiritualitas. artinya orang yang memiliki nilai-nilai spiritual, aktivitasnya selalu diniatkan sebagai ibadah.

“Orang yang sadar bahwa proses dan eksistensi hidupnya adalah memberikan makna terhadap orang lain, tidak hanya memikirkan diri sendiri, maka dia memiliki nilai spiritual yang baik,” jelas Ramdhani.

Keempat adalah Adaptasi. Ramdhani menjelaskan dengan mengutip teori Charles Darwin, seluruh spesies akan hilang termasuk yang paling cerdas sekalipun kecuali mereka yang responsive terhadap perubahan.

“Orang yang pintar adalah bukan mereka yang pandai menghapal atau menghitung yang cepat. Tetapi bagaimana dia mampu berubah dan beradaptasi sesuai dengan keadaan,” jelasnya.

“Artinya kemampuan manusia untuk menyelaraskan diri dan berdialog dengan lingkungan strategis di sekitarnya, tanpa kehilangan identitasnya,” imbuhnya.

Menurut Ramdhani, adaptasi harus menjadi kekuatan dan bekal kita dalam memainkan peran penting, bahwa sebuah lembaga pendidikan harus menyajikan konten pembelajaran yang aktual tanpa meninggalkan nilai nilai luhur dahulu. 
Ia menjelaskan, dalam konteks pendidikan, dinamika zaman hari ini adalah kebutuhan manusia terhadap penguasaan teknologi. "Orang yang hebat pada hari ini adalah orang yang mampu membaca masa depan dengan baik,” jelasnya.

Kelima adalah Nasionalisme atau kebangsaan. Ramdhani mengatakan, kegagalan sebuah lembaga pendidikan Islam apabila alumni tidak memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

“Dia harus memiliki nilai nilai Hubbul Wathon Minal Iman. NKRI Harga Mati. Itu adalah bagian dari batang tubuh seorang manusia dan dalam diri kita bahwa mencintai Tanah Air adalah bagian daripada iman," tutupnya.

 


Tags: # PTKI