Kemenag Komitmen Tingkatkan Posisi PAI

Kemenag Komitmen Tingkatkan Posisi PAI

Lombok (Pendis) - Kementerian Agama (Kemenag) berkomitmen memperkuat posisi Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah termasuk kesejahteraan Guru PAI. Hal ini disampaikan oleh Direktur PAI, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, Rohmat Mulyana Sapdi dalam acara Penyerahan Bantuan dan Spiritual Healing Untuk GPAI di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Rabu (14/11).

Menurut Rohmat, sekalipun mempunyai posisi strategis dan penting dalam dunia pendidikan, Guru PAI belum banyak diberikan perhatian yang proporsional. Anggaran bidang PAI juga sangat minim, termasuk juga karena tidak didukung kebijakan memadai. "Imbasnya ialah program dan anggarannya minim," ungkapnya.

Lebih lanjut Rohmat menyampaikan banyak regulasi yang dibuat, namun cenderung diskriminatif. Hal demikian itu yang menghambat pelaksanaan program-program PAI. Banyaknya persoalan regulasi tersebut, belum dipecahkan sehingga posisi PAI dalam dunia pendidikan sangat lemah. "Kami akan berjuang untuk meningkatkan anggaran PAI," jelasnya.

Rohmat yang baru dilantik menjadi Direktur PAI selama beberapa bulan ini pun berharap, di masanya kini dapat menguatkan kembali posisi PAI di lingkungan pendidikan. Menurutnya eksistensi PAI sangat perlu dijaga. PAI perlu menjadi sesuatu yang sangat dipentingkan dalam pendidikan di semua level termasuk pendidikan anak. Hanya saja peran guru PAI seringkali diabaikan. Sebagai gambaran kursus agama lebih murah dibayar ketimbang kursus sains. Bahkan orang tua rela agar membayar anaknya untuk kursus sains.

Padahal guru PAI miliki tugas berat. Sebab guru PAI seolah berada di wilayah dunia dan akhirat. Tugas berat guru PAI di sekolah tidak sekedar mengajar akan tetapi mendidik akhlak dan mengenalkan pada keyakinan aqidah. "Karena itu guru PAI dituntut terpenuhi semua kompetensinya," pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut Direktur PAI juga memberikan motivasi kepada guru PAI di lombok yang terkena musibah untuk sama-sama mengambil hikmah. Setiap kejadian biasanya menjadi wasilah (perantara) bagi kejadian lainnya. Seperti halnya di Aceh, setelah terkena bencana tsunami, dapat bangkit dan menjadi lebih baik. "Mudah-mudahan bencana yang terjadi di Lombok dapat menjadikan Lombok bangkit dan menjadi lebih maju," pungkasnya. (nsr/nskh/dod)


Tags: