Kemenag Latih Guru RA Metode Belajar Efektif Anak Usia Dini Selama BDR

Kemenag Latih Guru RA Metode Belajar Efektif Anak Usia Dini Selama BDR

Jakarta (Pendis) --- Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, berkerjasama dengan Pengurus Pusat IGRA, Inovasi dan Koalisi PAUDHI Nasional menggelar Serial Pelatihan Pengembangan Guru Raudlatul Athfal (RA) dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar Dari Rumah (BDR) di Masa Covid 19.


Metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) disatuan PAUD, dibahas pada sesi ke-4 dalam serial pelatihan dan pengembangan guru RA, yang dilaksanakan Rabu (09/09). Hadir sebagai narasumber,  Sekretaris BAN PAUD dan PNF, Irma Yuliantina.

Dalam paparannya, Irma Yuliantina menjelaskan, bahwa bahwa BDR dapat memenuhi hak anak untuk bermain dan mendapatkan pendidikan dalam kondisi apapun termasuk dalam kondisi wabah covid-19. “Melalui pembelajaran di rumah, siswa dapat menyalurkan bakat, apreasiasi dan juga keinginannya untuk bergerak sesuai dengan kurikulum darurat yang telah disiapkan oleh pihak sekolah.” terangnya.

Dijelaskan Irma, bahwa ada dua prinsip kebijakan pendidikan di masa Pandemic Covid-19 yaitu, pertama kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran. 

Kedua, lanjut Irman, tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemic covid-19. Jika semua tenaga pendidik memperhatikan dua prinsip tersebut, kemungkinan besar PJJ akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kurikulum yang telah disepakati. 

“Kurikulum darurat yang berkembang atau telah dibuat oleh pihak sekolah merupakan penyederhanaan kompetensi dasar yang mengacu pada kurikulum 2013. Sehingga tujuan pembelajaran tetap mengacu kepada kurikulum nasional,” ujar Irma.

Terkait model yang sesuai dengan lingkungan RA. Irma menjelaskan bahwa ada tiga cara menentukan hal tersebut. Pertama, perhatihan kondisi jaringan, kedua perhatikan kemampuan orang tua untuk dapat memfasilitasi pembelajaran daring dan ketiga, perhatikan kemampuan penggunaan IT orang tua siswa. Dengan 

“Diharapkan pada saat pembuatan kurikulum darurat sebaiknya mempertimbangkan ketiga hal tersebut demi terselengaranya BDR yang efektif,” harap Irma.

Kasubdit Bina GTK Ra, Siti Sakdiyah,menuturkan,  bahwa ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam mengimplementasikan belajar dirumah.  Salah satunya adalah pembiasaan dirumah dapat menanamkan life skill dan nilai-nilai karakter. 

“Sebagai contoh yaitu mengajak anak melakukan ibadah sehari-hari. Pembiasaan tersebut dilakukan menyatu dengan aktivitas harian, bukan kegiatan yang dibuat terpisah, sehingga diharapkan karakter ini akan terbiasa dalam anak,” ujar Sakdiyah.

Dikatakan Sakdiyah, mendidik anak usia dini perlu penangan ekstra. Menurutnya, orang tua tidak bisa memaksakan kehendak tetapi tidak boleh juga acuh terhadap keinginan anak. “Jadilah orang tua atau tenaga pendidik yang bisa mendidik atau membimbing anak seusai dengan perkembangan zaman sehingga anak dapat berkembang dengan baik dan maksimal,” pungkas Sakdiyah.

(Ruri/MY)


Tags: