Jakarta (Pendis) -- Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menerima 2 delegasi dari 2 universitas luar negeri, yaitu dari University of Coventry Inggris dan Western Sydney University, Australia. Kedua Universitas luar negeri ini merupakan perguruan tinggi tujuan beasiswa 5000 Doktor Kementerian Agama, hal ini disampaikan Kepala Subdirektorat Pengembangan Akademik Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Abdullah Faqih saat mendampingi Dirjen Pendis menerima kedua delegasi tersebut di Jakarta, Kamis (25/05/2023).
“Kemenag sudah menjalin kerjasama pendidikan berupa beasiswa dengan Coventry University Inggris dan Western Sydney University Australia melalui program 5000 doctor,”ucap Faqih.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani kerjasama pendidikan yang telah dilakukan selama ini baru fokus pada program degree jenjang S3, yaitu untuk mendukung Program 5000 Doktor, ke depannya mungkin dapat lebih ditingkatkan ke program S2 Pathway to S3 dan bahkan Program Non Degree seperti Student Mobility Program Luar Negeri dan Pelatihan/Short Course.
“Kerjasama ini penting karena pendidikan Islam memiliki tanggung jawab besar dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia,”tambah Kang Dhani, panggilan akrabnya
Kemenag menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Coventry University atas bantuan dan dukungannya kepada para mahasiswa penerima beasiswa Kemenag terutama di saat masa pandemi covid di luar negeri, sehingga para mahasiswa bisa survive dan bisa menyelesaikan studinya dengan baik, ujarnya.
Lebih lanjut, Kang Dhani juga mengapresiasi dukungan dari Western Sydney University, Australia untuk membantu Kemenag dalam meningkatkan kualifikasi akademik para dosen dan penerima beasiswa Kemenag selama ini. Ia berharap kerja sama ini tidak hanya terbatas pada program gelar melainkan juga program non gelar. Selain itu juga, disampaikan terkait beberapa bidang prioritas kemenag, diantaranya industri halal, STEM (Science, Technology, Engineering and Math) dan pendidikan masa depan.
Sementara Professor Mike Hardy, perwakilan dari Coventry University sangat mengapresisasi kerjasama pendidikan dengan Kementerian Agama ini. “Kami mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Kementerian Agama, khususnya yang dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terkait beasiswa ini,”ucapnya. Hal serupa juga disampaikan Professor Deborah Sweeney dari Western Sydney University Australia.
Mike menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan partnership dengan Kementerian Agama. Ia bahkan menawarkan program khusus dalam bidang pemberian pelatihan persiapan kuliah dan bahasa Inggris bagi para calon penerima beasiswa yang mungkin masih memerlukan pembekalan bahasa Inggris dengan standar minimal IELTS 6.5.
Tags:
UniversityBagikan:
Sistem aplikasi pendukung penyusunan dokumen perencanaan pekerjaan
Sistem Informasi Penilaian Angka Kredit (PAK) bagi Dosen Kemenag RI
Izin Pendirian Madrasah adalah izin operasional penyelenggaraan pendidikan madrasah
Sistem Informasi Pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Diktis Kemenag