Tangkapan layar pada siaran langsung pembukaan Konferensi Pusat Studi Gender dan Anak, Pra Kongres Ulama Perempuan Indonesia Ke-2.

Tangkapan layar pada siaran langsung pembukaan Konferensi Pusat Studi Gender dan Anak, Pra Kongres Ulama Perempuan Indonesia Ke-2.

Palembang (Pendis) - Kementerian Agama resmi menggelar acara Konferensi Pusat Studi Gender dan Anak, Pra Kongres Ulama Perempuan Indonesia Ke-2.

Gelaran yang mengangkat tema “Meneguhkan Peran Pusat Studi Gender dan Anak serta Ulama Perempuan dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan Keagamaan” diselenggarakan di UIN Raden Fatah Palembang ini resmi dibuka oleh Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani.

“Perempuan adalah kelompok manusia yang diistimewakan dalam agama islam. Salah satu kaidah yang selalu kita pegang dalam konteks keperempuanan, bahwa surga berada di telapak kaki ibu,” ujar Ramdhani di Palembang, Selasa (15/11/2022).

“Saya banyak bertemu dengan orang-orang hebat, dan diantara orang-orang hebat itu saya menemukan penciri yang sama. Orang yang hebat adalah orang yang selalu menghormati, memberikan respect yang luar biasa terhadap ibunya. Termasuk pimpinan kita, Gus Men sangat menghormati ibunya,” sambungnya

Kang Dhani, begitu akrab dirinya disapa, menyampaikan bahwa tidak ada orang yang terlahir hebat kecuali ia tumbuh hebat dibawah bimbingan seorang ibu. Tugas perempuan salah satunya adalah menjadi teladan, guru utama bagi anak-anak bangsa.

“Pemuliaan perempuan termasuk didalamnya isu yang tengah kita bangun yaitu kekerasan seksual, kami tidak sekedar berwacana tetapi dirumuskan dalam sebuah format-format kebijakan, paling tidak lahir PMA No 73 tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan pada Kementerian Agama,” terangnya.

Kemudian sebagai bentuk memaksimalkan peran perempuan dalam membangun pondasi pendidikan di Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berupaya memberikan ruang terhadap perempuan untuk berekspresi lebih luas dengan peningkatan kesempatan para perempuan untuk menjadi kepala madrasah.

“Sejak tahun lalu kami telah melakukan kajian tentang ketepatan posisi perempuan, dan kesimpulannya bahwa perempuan-perempuan yang berprofesi sebagai guru adalah orang yang perlu didorong dan ditopang melalui proses kebijakan untuk menjadi kepala madrasah,” ungkap Ramdhani.

Konferensi Pusat Studi Gender Dan Anak: Pra Kongres KUPI 2 ini memiliki beberapa jenis kegiatan yaitu Konferensi, Forum Rektor, Perguruan Tinggi Rerponsif Gender (PTRG) Award, dan Galeri PSGA.

Guru Besar asal Garut ini melanjutkan, Gus Men selalu mengamanatkan bahwa zero tolerance terhadap ASN yang melakukan korupsi dan aktivitas pelecehan seksual.

"Kementerian Agama memiliki komitmen yang kuat, tinggal kita bersama harus merapatkan barisan, bahwa di tempat kita, haram hukumnya ada kekerasan seksual," tukasnya.

“Madrasah kita mulai dari PAUD sampai dengan perguruan tinggi adalah tempat yang aman dan nyaman bagi anak bangsa untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan sesungguhnya adalah untuk memuliakan manusia. Semuanya aman, semuanya tak boleh mengekang tumbuh dan berkembangnya seorang anak apalagi dengan kekerasan seksual,” pungkas Ramdhani.

Selanjutnya pada perspektif tentang anak, model dan pelayanan pendidikan harus di buat aman dan nyaman terhadap anak dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang positif, Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang berperan penting dalam mengembangkan diri seorang anak baik secara akademik maupun non akademik.

“Kami selalu merancang bangun model-model pendidikan dengan selalu menghadirkan tempat-tempat yang aman dan nyaman bagi siswa kita, siswa kita atau siapapun yang datang ke lembaga pendidikan islam mereka harus datang dalam keadaan tersenyum dan semua kondisi aman tak ada yang boleh mengekang tumbuh dan berkembangnya seorang anak apalagi dengan kekerasan seksual.” Imbuhnya