Laporan dari SCMP Leiden:  Arab Dan China Banyak Memiliki Kesamaan Nilai Lokal Yang Universal

Laporan dari SCMP Leiden: Arab Dan China Banyak Memiliki Kesamaan Nilai Lokal Yang Universal

Leiden (Pendis) - Lagi, Peserta Short Course Riset Bertaraf Internasional menjadi tamu istimewa dalam kuliah umum di Universitas Leiden. Kuliah umum (lecture series) sudah menjadi tradisi akademik di Universitas Leiden. Hampir setiap minggu selalu ada 1 atau 2 dosen bahkan lebih di setiap fakultas di"daulat" sebagai Guest Lecture, Fellows atau visiting lecture yang mengisi acara diskusi tersebut.

Kamis kemarin (17/11/16), peserta short course Kementerian Agama RI diberi fasilitas untuk terlibat secara aktif untuk menghadiri presentasi penelitian dari Prof. Dr. Wen-Chin Ouyang, seorang professor literatur Arab dan literatur perbandingan dari SOAS University, London. Forum ini dihadiri kurang lebih 40 peserta, baik para Professor, sebagian dosen Universitas Leiden, mahasiswa Ph.D dan Master, dan juga peserta "istimewa" dari Kementerian Agama.

Professor yang juga alumni Colombia University memaparkan penelitiannya tentang konsep persahabatan (friendship) dalam masyarakat Arab dan China. Penelitian terbarunya ini merupakan jenis comparative literary studies dengan menggunakan pendekatan sejarah dan budaya dan sosial pada masyarakat Arab dan China. Penelitian tersebut diawali dari isu radikalisme dan nilai-nilai humanisme serta asumsi bahwa adanya kesamaan konsep friendship dalam perspektif Arab dan China yang yang bersumber dari budaya dari lokal. Menariknya, sebagian sumber datanya diambil dari beberapa film dan novel, di antaranya The Three Kingdoms, film Laila Majnun dan film dongeng seribu satu malam.

Professor yang juga ahli bahasa Arab dan China yang juga menulis karya buku Literary Criticism In Medieval Arab-Islamic Culture. Buku ini makin meneguhkan kompetensi dirinya di bidang literasi kritisisme Arab di aspek sosial, pemikiran, dan kebudayaan. Dengan perspektifnya inilah, ia menjelaskan secara detail penelitian terbarunya tersebut dengan data-data yang akurat dan simple. Dengan penelitiannya, tampaknya Wen-Ouyang ingin meyampaikan pesan bahwa budaya memberikan kontribusi yang kuat pada keberlangsungan kehidupan untuk mencapai kebahagiaan, cinta (love), kemakmuran (prosperity) secara pribadi atau kelompok. Bahkan, menurutnya, lebih dari itu bahwa budaya memberikan kontribusi pada sebuah nilai idiologi moral dan karakter yang mampu membentuk masyarakat untuk saling menghormati dan toleran. "Budaya Arab dan China banyak memiliki kesamaan nilai-nilai lokal yang universal yang disampaikan dalam film tersebut," paparnya menegaskan.

Ada tujuh aspek kebudayaan, dan salah satunya adalah ideologi. Dia menegaskan bahwa ideologi dapat membentuk dengan kuat sebuah konsep pertemanan (friendship). Karena hal itu dapat menumbuhkan komitmen bersama dalam mencapai tujuan love, happiness dan prosperity. Try Riduan, salah satu peserta short course, meng-iyakan bahwa sebuah ikatan ideologi memang lebih kuat dari dari ikatan darah atau keluarga. Akan lebih kokoh lagi jika dilandasi keyakinan yang kuat kepada Tuhan dan kesadaran untuk saling menghormati dan memahami. Ideologi bukan sebuah agama baru, tetapi agama akan menjadi ideologi untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran.

Dari diskusi tersebut diinformasikan bahwa konsep friendship sudah ada dalam budaya Arab sebagaimana dituangkan dalam Al-Qur`an dalam cerita Zulaykha dan temannya di Surat Yusuf, Zananir dalam kitab Dzat Al Himma dan cerita Seribu satu malam. Sedangkan pada masyarakat China terpotret dalam film The Three Kingdoms. Persahabatan itu tanpa melihat suku dan agama. Agama menjadi perekat tambahan, dan ia memiliki peran penting dalam menguatkan konsep friendship sehingga meningkat menjadi terbangunnya rasa persaudaraan (brotherhood) untuk mencapai kehidupan yang harmony. Maka dari itu, pemahaman agama yang universal dan komprehensif akan menguatkan konsep friendships tersebut sehingga terbentuk sikap saling toleran, yang dalam hal relasi agama dapat mengurangi radikalisme dan konflik agama. (rid/n15/dod)


Tags: