Lima Paket Soal UN Cegah Kecurangan

Lima Paket Soal UN Cegah Kecurangan

JAKARTA-Naskah ujian nasional (UN) akan dibuat menjadi lima paket
ditambah satu paket soal cadangan. Adanya kelima paket soal dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya kecurangan.

"Pada UN lalu, hanya ada dua paket soal. Namun ternyata masih memungkinkan terjadinya kecurangan. Dengan lima paket soal, maka potensi terjadinya kecurangan bisa dicegah," kata anggota Badan Standar Nasional Pendidikan Mungin Edhy Wibowo, Kamis (7/4).

Dengan lima paket soal, maka dalam satu kelas yang terdiri atas 20 orang, empat orang akan mengerjakan paket I, empat orang mengerjakan paket II, dan seterusnya hingga paket V. Pembagian soal akan dilakukan secara acak oleh pengawas ujian.

"Dengan demikian, orang-orang yang akan melakukan kecurangan tidak tahu paket mana yang sedang dikerjakan oleh siswa. Demikian pula dengan paket soal cadangan yang juga berbeda dari kelima paket soal lain," ujarnya.

Menurutnya, kelima paket soal tersebut memiliki tingkat kesulitan sama dan berasal dari kisi-kisi yang sama serta nomor urut soal berbeda. Untuk menghindari tertukarnya kunci jawaban pada saat dikoreksi, Mungin mengingatkan agar para siswa juga menuliskan nomor kode paket.

"Yang penting, siswa tidak lupa menuliskan nomor kode paket. Jadi pada saat dikoreksi, kunci jawaban sesuai dengan kode paket. Jika siswa salah menuliskan kode paket, tentu akan terjadi kekeliruan pada saat scoring," tandasnya.

Cek Soal Mungin juga mengingatkan agar para siswa mengecek terlebih dahulu soal yang diterimanya. Sebab jika ada soal yang rusak atau kurang, bisa langsung ditukar dengan soal cadangan.

"Jangan sampai sudah mengerjakan separuh soal, kemudian baru sadar bila naskahnya cacat atau kurang. Sebab, naskah soal cadangan sangat berbeda dari soal dalam paket," tukasnya.

Dia menjelaskan, tingkat kesulitan soal UN kali ini tak jauh berbeda dari tahun lalu. Sebab, soal-soal UN tersebut mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang diambil dari dari irisan/interseksi kurikulum yang diberlakukan di sekolah.

"Dari SKL tersebut, lalu diturunkan menjadi kisi-kisi, kemudian dibuat menjadi naskah soal," ujarnya. Dia menambahkan, saat ini naskah soal UN untuk tingkat SMA/SMK/MA dan SMP/MTs telah masuk dalam proses pencetakan.

Sementara untuk tingkat SD, 17 provinsi sudah masuk tahap penulisan soal. Hal itu disebabkan dalam soal UN, ada ketentuan bahwa soal dari daerah memiliki komposisi 75% dan yang 25% dari Pusat. "Untuk gelombang kedua penulisan soal UN SD, berlangsung sejak 2 hingga 9 April," jelasnya.


Tags: