Menag saat memberikan pengarahan pada peresmian UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur)

Menag saat memberikan pengarahan pada peresmian UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur)

Pekalongan (Pendis) – Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas hadir secara langsung meresmikan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan pada Selasa, (27/09/2022).

Acara launching UIN K.H. Abdurrahman Wahiddigelar di kampus II UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Rowolaku, Kajen. Peresmian UIN K.H. AbdurrahmanWahid Pekalongan ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Menteri Agama.

IAIN Pekalongan sebelumnya telah resmi bertransformasi menjadi UIN K.H. Abdurrahman Wahid setelah terbitnyaPeraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2022 pada tanggal 8 Juni 2022. Kemudian, berlanjut padatanggal 27 Juli 2022, Menag Yaqut Cholil Qoumas resmi melantik Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim sebagai Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Pada kesempatan itu, Yaqut Cholil Qoumas juga turut meresmikan tiga gedung UIN K.H. Abdurrahman WahidPekalongan yang dibiayai oleh proyek SBSN. Ketiga gedung tersebut adalah gedung Fakutas Syariah (FASYA), gedungFakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD), dan gedung Perpustakaan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Peresmian ketiga gedung tersebut tandai dengan pemotongan pita dan penandatangan prasasti oleh Yaqut Cholil Qoumas.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam pidatonya mengucapkan selamat atas peresmian UIN K.H. AbdurrahmanWahid Pekalongan. Penggunaan nama UIN Gus Dur, papar Yaqut, diharapkan dapat mendorong para mahasiswa dansivitas akademika UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan untuk meneladani langkah dan perjuangan Gus Dur dalammemperjuangkan humanisme.

“Kata kunci humanis yaitu memanusiakan manusia lainnya, karena itu mari ajarkan kepadamahasiswa sikap kasih sayang dan memuliakan manusia,” tutup Yaqut.

Oke 3.jpeg

Pada sambutan acara, Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim mengucapkan selamat datang kepada Menteri Agama dan para tamu undangan di Pekalongan khususnya di UIN Gus Dur.

“Sebuah kebanggaan bagi kami atas hadirnya Gus Menteri beserta Bapak Ibu semuanya di UIN Gus Dur yang baruberusia 3,5 bulan ini,” ungkap Prof. Zaenal.

Dengan penyematan nama besar Gus Dur, Prof. Zaenal berharap UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan atau UINGus Dur dapat berkarya dan berkontribusi baik secara akademik maupun non akademik selayaknya Gus Dur, yang tidakhanya berkontribusi secara lokal namun juga mengglobal.

“Harapannya, semoga UIN Gus Dur dapat mewujudkan cita-cita Gus Dur yakni ikut membangun masyarakat dengan mengacu pada gagasan kemanusiaan Gus Dur,” paparnya. Di akhir sambutan, Prof. Zaenal meminta dukungan dari Menteri Agama untuk kemajuan UIN Gus Dur terutama dalam halpeningkatan sarana prasarana. “Tentunya dengan berbagai dukungan, UIN Gus Dur siap menjadi masa depan Indonesiadan Indonesia masa depan,” pungkas Prof. Zaenal.

Inayah Wulandari Wahid, salah satu anak dari Gus Dur turut hadir dalam acara peresmian UIN K.H. Abdurrahman WahidPekalongan dan ikut memberikan sambutan. Dalam sambutannya, ia mengucapkan terima kasih kepada Menteri Agamadan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan karena telah berkenan menggunakan nama K.H. Abdurrahman Wahidsebagai nama kampus. Ia menyebut, sosok Gus Dur lebih dari sekedar Presiden keempat Republik Indonesia namun lebihkepada sosok penggerak dalam mengusung kebebasan demokrasi dan inklusivitas di Indonesia. (Baryachi)