Mengapa Masih Terinfeksi Covid-19, Meski Sudah Patuhi Protokol Kesehatan?

Mengapa Masih Terinfeksi Covid-19, Meski Sudah Patuhi Protokol Kesehatan?

Oleh:

Amiruddin Kuba
Kasi Kemahasiswaan Ditjen Pendis

Sejak diumumkan pasien pertama penyakit terinfeksi Virus Corona pada 2 Maret 2020, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia menunjukkan penambahan signifikan hingga totalnya mencapai 225.030 orang per 15 September 2020. Berbagai langkah dan upaya preventif pun telah dilakukan oleh pemerintah dan sejumlah pihak termasuk di lingkungan terkecil kita. Apalagi setelah diberlakukan di masa adaptasi kebiasaan baru atau lebih dikenal new normal, terjadi klaster-klaster baru seperti di perkantoran dan di ruang- ruang publik, sejumlah kalangan semakin memperketat protokol kesehatan. Namun fakta kontras justeru terlihat di lapangan yang menunjukkan masyarakat banyak terpapar dan dinyatakan positif
terinfeksi Covid-19.

Kondisi ini kemudian membuat masyarakat semakin mengontrol diri dan berusaha semaksimal mengikuti protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, menjaga imunitas serta berdoa. Di perkantoran juga telah diatur sedemikian rupa seperti jadwal kerja secara bergiliran hingga hanya 25%, ruang kerja dengan ventilasi yang memadai, durasi kerja diperpendek dan bahkan kegiatan-kegiatan dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan.
Pertanyaannya kemudian adalah “mengapa orang yang sudah mengikuti protokol kesehatan dengan ketat justeru tetap terinfeksi Covid-19?”

Untuk menjawab ini ada baiknya saya mengutip analisis salah seorang dokter yang aktif menangani kasus-kasus Covid-19. Dalam salah satu postingannya, dr. Rio Asadi, Sp.PD menyebutkan bahwa di masa new normal tidak sedikit orang yang terkena Covid-19 padahal sudah mematuhi protokol kesehatan. Salah satu penyebab utama menurutnya adalah soal prilaku. Dr. Rio melanjutkan bahwa mematuhi protokol kesehatan di dalam kantor atau di saat ada pertemuan resmi seperti meeting, olahraga, dan kegiatan lain adalah hal yang cukup sulit dikontrol, akan tetapi yang jauh lebih sulit dikontrol adalah saat kita bersama dengan kawan- kawan di luar jam pertemuan resmi tersebut.

Seringkali, ketika bekerja, meeting, olahraga, dan kegiatan lain, orang sangat ketat dan patuh akan protokol kesehatan, namun ketika orang-orang berkumpul pada jam istirahat seperti sarapan, makan siang, atau bahkan makan malam, sekedar ngobrol-ngobrol, ngerumpi, dan bercanda gurau untuk melepas kejenuhan dan stress, mereka justeru membuka masker dan tidak memperhatikan jarak. Begitupun ketika mereka selesai olahraga, orang-orang duduk berdampingan, ngopi bareng, ngerokok bareng, makan di kanting bareng, foto atau selfi-selfian bareng, kebanyakan diantara mereka membuka masker dan saling berdekatan alias nempel. Berkaca pada kebiasaan-kebiasaan uncontrol ini, menjadi tidak heran jika di masa new normal data pasien Covid-19 semakin hari semakin bertambah signifikan. Hal ini terjadi karena prilaku kita sendiri yang kurang tepat dan kurang disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

Oleh karena itu, demi menghindari penyebaran Covid-19, maka mematuhi protokol kesehatan hukumnya wajib dilakukan, tidak hanya pada saat acara/kegiatan atau pertemuan resmi tapi juga saat acara atau pertemuan santai dan kegiatan tidak resmi lainnya baik di rumah, dalam dan di luar kantor atau di ruang-ruang publik lainnya. Demi keselamatan bersama, kita harus waspada terhadap siapapun, meski dia adalah kawan dekat, teman kerja, kenalan lama atau baru, teman sekolah, kawan olahraga atau keluarga sekalipun dan dalam situasi apapun.
 

Intinya, menjalankan protokol kesehatan secara ketat adalah sebuah keharusan. Mengapa, karena meskipun kita mengenal baik mereka, tapi pada sisi yang lain, kita tidak tahu secara detail apa yang mereka kerjakan sepanjang hari, mereka bertemu dengan siapa, dan tidak tahu apakah mereka patuhi protokol kesehatan atau tidak sebelum bertemu dengan kita. Oleh sebab itulah, kita jangan mengambil resiko yang tidak perlu, meskipun terkesan ribet dan agak susah menerapkan protokol kesehatan sepanjang waktu, namun jika kita dapat mengambil peran dalam mempercepat penyelesaian virus ini, insya Allah kita bisa terhindar darinya dan pada saatnya kita akan kembali kepada kehidupan normal seperti sebelum Covid-19. Semoga ! Wallahu A’lam Bissawab.

Wisma Atlet Jakarta, 16 September 2020

 


Tags: