Salah satu permasalahan kehidupan bangsa yang paling mendesak untuk diatasi adalah kemiskinan. Banyak permasalahan yang timbul akar masalahnya adalah kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan juga merupakan masalah global, sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan saat ini memang merupakan suatu kendala dalam masyarakat ataupun dalam ruang lingkup yang lebih luas. Kemiskinan menjadi masalah sosial karena ketika kemiskinan mulai merambah atau bertambah banyak maka angka kriminalitas yang ada akan meningkat. Banyak orang saat ini menerjemahkan kemiskinan sebagai pangkal penyebab masalah sosial dan ekonomi. Kini kemiskinan menjadi masalah sosial ketika stratifikasi dalam masyarakat sudah menciptakan tingkatan atau garis-garis pembatas, sehingga adanya kejanggalan atau batas pemisah dalam interaksi atau komunikasi antara orang yang berada di tingkatan yang di bawah dan di atasnya. Cara yang paling tepat dan cepat untuk mengatasi kemiskinan adalah pendidikan.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi semua stakeholder bangsa mempunyai tanggung jawab atas pendidikan. Tanggung jawab inilah yang sering disebut dengan partisipasi. Partisipasi masyarakat sebagai suatu konsep dalam pengembangan masyarakat merupakan kunci dari keberhasilan sebuah program.
Statistik Pendidikan Islam tahun pelajaran 2015-2016 mencatat bahwa partisipasi masyarakat pada Madrasah Ibtidaiyah sebesar 86,70%, Madrasah Tsanawiyah 76,37% dan Madrasah Aliyah sebesar 67,94%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin kecil peran serta masyarakat dalam pendidikan madrasah. Angka Partsipasi Masyarakat tertinggi ada pada provinsi Papua, yaitu secara rata-rata Angka Partisipasi Masyarakat adalah 93,17% dan Angka Partisipasi Masyarakat terkecil ada di provinsi Aceh sebesar 34,86%. Dengan rata-rata Angka Partisipasi Masyarakat seluruh Indonesia sebesar 67,25%, menggambarkan partisipasi masyarakat pada pendidikan madrasah sangat besar. Angka Partisipasi Masyarakat sendiri dapat mengambarkan seberapa besar minat masyarakat pada pendidikan madrasah juga dapat dinilai sebagai ukuran besarnya perhatian pemerintah dalam pendidikan madrasah.
Partisipasi masyarakat dalam pendidikan bisa diwujudkan dalam bentuk partisipasi finansial, partisipasi material, partisipasi kultural dan lain-lain. Partisipasi masyarakat bisa membantu tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Asep Sjafrudin
Bagian Data, Sistem Informasi, dan Hubungan Masyarakat
Bagikan: