Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani saat diwawancara tim media

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani saat diwawancara tim media

Jakarta (Pendis) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani menyebut PeaceSantren sebagai wadah menyebarkan aroma keharmonian dan kedamaian yang di bingkai dengan seni. Karena dengan seni, menurutnya, setiap sikap akan lebih halus dan berbudi. Agama selalu selaras dengan ruang-ruang rasa. Dan ruang rasa akan kering tanpa agama. 

"Pada hari ini kita meneguhkannya melalui acara PeaceSantren bahwa aroma keharmonian dan kedamaian disebarluaskan oleh pesantren dengan cita rasa seni yang tinggi," ujar Ramdhani di Pondok Pesantren Az-Ziyadah Klender Jakarta Timur, Sabtu (16/03/2024).  

Ramdhani mengingatkan kembali agar masyarakat senantiasa meningkatkan kapasitas keharmoniannya agar pertumbuhan dapat berkembang secara berkelanjutan.
Ia juga mengungkapkan PeaceSantren pada prinsipnya adalah sebuah pesan damai dari pesantren. Karena menurutnya, pesantren mengusung nilai-nilai keagamaan sebagai bagian dari langkah hidupnya selalu mengajarkan kedamaian dan harmoni agar setiap pertumbuhan peradaban dapat berjalan dengan baik.

Menurut Ramdhani, memupuk perdamaian bagi santri sangatlah penting. Dalam menyampaikan pesan-pesan agama dan agama dengan perdamaian, menurutnya diibaratkan  setali mata uang yang tidak boleh terpisahkan. Menurutnya, agama adalah sebuah ruang yang harus dipenuhi dengan rasa cinta dan rasa damai.

"Tanpa itu agama akan menjadi kering," ungkapnya.

Memilih musik sebagai bagian dari program PeaceSantren, lanjut Ramdhani, karena pesantren biasanya mengkaji dan menghafal kitab dengan nadoman sebagai ajaran-ajaran keagamaan yang diajarkan tidak sekedar dihafal tetapi diresapi maknanya dengan ruang-ruang rasa dan seni.

"Jadi hidup itu bukan sekedar mengandalkan logika semata, ada rasa, budaya dan seni. Dan agama itu memiliki semua ruang itu, memiliki logis, rasa, berbudaya, harmoni dan cinta," ungkap Ramdhani

Beliau juga menyampaikan alasan memilih pesantren sebagai tuan rumah program PeaceSantren karena pesantren merupakan epicentrum perkembangan peradaban Indonesia, dimana pesantren lahir sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia hadir.

"Kontribusi pesantren di dalam menyebarkan menyiarkan kedamaian berbasis nilai keagamaan itu sudah hadir," ucapnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono mengatakan, terdapat lima pesantren yang menjadi tuan rumah PeaceSantren.

“Kelimanya, yaitu Pesantren Az Ziyadah Jakarta Timur (Sabtu, 16 Maret 2024), Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang (Rabu, 20 Maret 2024), Pesantren Al Musaddadiyah Garut (Sabtu, 23 Maret 2024), Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta (Rabu, 27 Maret 2024), dan Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang (Sabtu, 30 Maret 2024),” katanya.

"Alhamdulillah step pertama PeaceSantren berjalan lancar mudah-mudahan ini suara pesantren yang sesungguhnya muncul dari Az-Ziyadah dan mohon doa agar di tempat yang lain juga dapat berjalan dengan lancar," harapnya.

Waryono mengajak kepada seluruh santridi Indonesia untuk menjadi Speak Up atau Khatib dalam konteks perdamaian sehingga masyarakat tahu bahwa santri adalah orang-orang yang cinta damai, cinta Indonesia, cinta tanah air dan cinta masyarakat.