Pendaftar SMK Melebihi Kuota

Pendaftar SMK Melebihi Kuota

SOLO-Berdasarkan data sementara Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) siswa miskin, ternyata SMK lebih diminati daripada SMA. Sebab, SMK cenderung mencetak siswa menjadi tenaga yang siap bekerja, sedangkan SMA harus menempuh pendidikan lanjutan.

“Sudah tepat jika siswa memilih SMK. Latar belakang mereka dari keluarga ekonomi bawah, jadi setelah lulus bisa langsung kerja,” kata Pengawas SMP dan SMA Dikpora Surakarta, Soedjinto, di ruang kerjanya, Rabu (30/3).
Dia menjelaskan, sebelum siswa menentukan pilihan maka kepala sekolah memberikan arahan sekolah mana yang lebih baik untuk dipilih. Bukan hanya dari segi kualitas, melainkan jarak antara tempat tinggal dan sekolah juga menjadi pertimbangan. Jangan sampai, lanjutnya, setelah diterima di sekolah favorit justru memberatkan keluarga, karena biaya transportasi yang banyak setiap harinya.

Dia mengatakan, berdasarkan data yang masuk per 29 Maret lalu, dari 11 SMA yang membuka PPDB hanya ada 66 siswa yang mendaftar. “Saya belum mendapatkan data pada hari terakhir (Rabu). Tapi data yang masuk Selasa (29/3) lalu, banyak yang memilih SMK daripada SMA,” jelasnya.

Sementara itu untuk jenjang pendidikan SMP, peserta sangat antusias. Data per Rabu (30/3) kemarin ada 103 pendaftar di SMPN 8 yang memiliki kuota 32 kursi. Demikian juga terjadi SMPN 10 yang berkuota 32 dengan jumlah pendaftar 80 siswa.

Program Baru

Terpisah Kepala SMKN 2 Susanta mengatakan, kuota PPDB siswa miskin di sekolahnya 75 kursi, tetapi jumlah pendaftar mencapai 92 siswa. “Setelah pendaftaran usai, akan ada verifikasi data dulu. Setelah itu diadakan tes khusus yang meliputi kesehatan dan psikotes pada April,” jelasnya.

Kasi Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah Dikpora Surakarta Budi Setiono menuturkan, jumlah pendaftar yang melebihi kuota akan diseleksi sesuai dengan aturan. Urutannya, akan dilakukan pengecekan data yang dijadikan syarat yakni kartu Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS) gold dan platinum, serta nilai rapor. Jika terdapat nilai yang sama, penentuannya pada jumlah nilai ujian nasional (UN). “Nilai UN yang tinggi akan diprioritaskan diterima,” paparnya.

PPDB siswa miskin ini merupakan program baru Dikpora Surakarta yang mengalokasikan 10% bagi siswa miskin Solo dan 10% lagi dari luar Solo. Siswa yang lolos seleksi PPDB siswa miskin akan bebas biaya operasional bulanan sekolah dan Sumbangan Pengembangan Sekolah (SPS). Bahkan mereka akan mendapatkan prioritas beasiswa, baik dari pusat maupun provinsi. Siswa yang mendaftar harus disertai kartu BPMKS dan memiliki nilai rata-rata minimal 6,5 di semester tujuh sampai 11 untuk siswa SD dan MI. Sementara siswa SMP yang akan mendaftar harus memiliki rata-rata yang sama di semester satu sampai lima. Siswa yang mendaftar di sekolah RSBI dengan rata-rata rapor tujuh. (han-75)


Tags: