Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK)  Madrasah, Moh. Isom

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK)  Madrasah, Moh. Isom

Makassar (Pendis)--Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama  menyelenggarakan kegiatan Pengembangan Instrumen  dan Validasi  Instrumen AKMI (Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) Tahun 2022.

AKMI merupakan asesmen kompetensi literasi siswa madrasah yang mencakup literasi membaca, literasi sains, literasi numerasi, dan literasi sosial budaya.  Hasil AKMI memberi informasi tentang tingkat kemampuan siswa dalam berliterasi dan berpikir kritis untuk kemudian membantu guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran di kelas, ungkap Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK)  Madrasah, Moh. Isom di Jakarta.

Program yang merupakan bagian dari program REP-MEQR atau Realizing Education’s Promise- (Madrasah Education Quality Reform) bertujuan meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan Madrasah, terangnya.

Ishom menambahkan, kegiatan ‘Pengembangan dan Validasi Instrumen AKMI” ini menjadi bagian dari upaya dalam menyiapkan soal AKMI yang valid dan bermutu.

"Meskipun AKMI  2022 tengah dilaksanakan, tetap kita lakukan  pengembangan dan validasi instrumen  AKMI  untuk memperoleh hasil asemen kompetensi yang sesuai dengan harapan,” ucap Suwardi, Kepala Sub Direktorat Kurikulum dan Evaluasi saat membersamai kegiatan Pengembangan dan Validasi Instrumen Lterasi Numerasi di Makassar (22-24 September 2022).

Menurutnya, kegiatan ini melibatkan para guru madrasah se Indonesia yang lolos seleksi rekrutmen, yang diperuntukan menulis soal-soal Literasi membaca, Literasi Numerasi, Literasi Sains dan Literasi Sosial Budaya untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Lebih lanjut, Suwardi  mengatakan  bahwa tingkat kesulitan dari instrument AKMI perlu  validasi, memastikan tingkat kesulitannya objektif berdasarkan respon peserta validasi yang memiliki karakteristik yang sama persis dengan karakteristik sasaran AKMI.

"Pastinya tim sudah kerja keras selama  ini dan memberikan kontribusi terbaiknya. Pengembangan dan validasi instrumen yang dilakukan ini didampingi tim pakar dari berbagai dasar keilmuan,"pungkas Suwardi.