‘Pra Vocational’ di Jenjang SMP

‘Pra Vocational’ di Jenjang SMP

KITA patut berbangga, karena sekolah-sekolah di Kota Yogya telah menerapkan model Kurikulum Terpadu Satuan Pendidikan (KTSP). Namun, diakui atau tidak, siswa di jenjang SMP dalam mengikuti pelajaran dengan model KTSP tersebut jika tidak kreatif akan kedodoran. Kurikulum model KTSP ini memang didesain secara mandiri, sehingga bisa menjadi ciri khas lembaga sekolah yang bersangkutan. Tetapi, pada praktiknya, para siswa dalam menjalani rangkaian pelajaran yang dibebankan banyak yang menyatakan merasa berat. Mereka mengaku acapkali stres harus mengerjakan tugas mata pelajaran lebih dari dua objek secara beruntun. Lebih-lebih, jika tugas itu adalah jenis pelajaran keras yang memeras otak kanan dan merupakan ‘momok’. Misalnya, matematika, fisika, kimia dan Bahasa Inggris. Anak yang kurang kuat otak kanannya akan beramai-ramai mengambil les privat. Mereka banyak yang diam-diam mendatangkan guru privat untuk mendongkrak nilai mata pelajaran yang berjenis keras tersebut. Dengan sendirinya memerlukan biaya tambahan untuk program sekolahnya. Itu pun belum menjamin nilai ulangan anak lantas membaik dan kemudian lepas ketergantungan dengan guru privatnya. Mencermati argumen itu, penulis mempunyai pendapat, seseorang anak sejak lahir telah membawa bakatnya sendiri-sendiri. Jika seorang anak pada dasarnya memang lemah olah pikir kanannya, anak tersebut tidak boleh dipaksakan untuk mencapai nilai ideal di mata pelajaran jenis keras. Oleh karena itu, alangkah bijaksananya, jika Pemkot Yogya mewajibkan setiap SMP di Kota Yogya dapat menerapkan pendidikan Pra Vocational, yakni pendidikan yang membekali siswa dengan berbagai keterampilan untuk persiapan masuk ke SMK. Mata pelajaran-mata pelajaran yang mendukung pendidikan Pra Vocational ini cenderung disenangi semua siswa, karena mengandalkan otak kiri. Misalnya, tata busana, tata boga, tata kriya, desain gambar/grafis/batik dan sebagainya. Menurut penulis, pendidikan Pra Vocational sangat perlu diterapkan di jenjang SMP secara umum. Alasannya, mengingat dewasa ini pemerintah sedang gencar mempropagandakan secara persuasif agar siswa lulusan SMP/dan yang sederajat untuk memilih melanjutkan ke sekolah kejuruan. Di samping itu, dengan menerapkan pendidikan Pra Vocational bagaikan menanamkan pisau bermata dua. Satu sisi bisa sebagai penyeimbang siswa yang kuat otak kanannya, sehingga tidak dilanda stres. Di sisi lain, berfungsi untuk menyelamatkan siswa yang lemah aspek kognitifnya dengan menggali potensi psikomotoriknya. q - s *) Hj Purwantinah MPd, Guru SMPN 4 Bantul, Pengelola Sanggar Budaya ‘Arghy Puri’ Tegalgendu Kotagede.


Tags: