Program Joint Working Dievaluasi

Program Joint Working Dievaluasi

BANDUNG (Suara Merdeka)– Kementerian Ristek dan Dikti menyatakan bahwa program joint working group yang melibatkan perguruan tinggi bakal dievaluasi.

Salah satu point penilaiannya adalah produktivitas hasil penelitiannya dianggap masih kurang menggembirakan. Hal tersebut diungkapkan Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Kemenristek dan Dikti Hermawan K Dipoyono di Aula Barat ITB Bandung, Senin (2/3) kemarin.

"Kita ingin nilai kembali joint working group. Yang tidak produktif kita hentikan, karena buang-buang anggaran. Sekarang kita push agar lebih tampak di percaturan iptek kelas dunia," jelasnya.

Selama ini, forum kerja sama tersebut sudah banyak yang terbentuk dan beranggotakan 20-25 universitas baik dalam maupun luar negeri. Di antaranya Jerman, AS, dan Prancis. Berdasarkan penilaian sementara, produktivitas publikasinya rendah.

Dalam kaitan itu, pihaknya tengah berupaya meningkatkan kapasitas dalam negeri terutama dalam penerbitan hasil penelitian.

Terlebih, pihaknya mengelola dana penelitian hampir Rp 1,5 triliun. Diharapkan, angka tersebut terserap seluruhnya. Salah satu indikasinya PT rajin menghasilkan karya ilmiah seperti jurnal atau paper. Pihaknya pun berupaya mendorong program itu dengan menggandeng industri dalam negeri.

Kualitas SDM

Belum lama ini, kementerian menjalin kerja sama dengan forum rektor dan Apindo sebagai jalan menuju sinergitas perguruan tinggi dengan dunia nyata.

Fokusnya peningkatan kualitas SDM. Terlebih industri juga sudah mulai menyadari fungsi riset sebagai kepentingan strategis terutama dalam peningkatan daya saing di tengah persaingan yang semakin berat.

"Karya-karya yang dipakai industri kita termasuk teknologi merupakan paten dari luar, sementara paten merupakan proses panjang. Sementara membuat lembaga litbang sendiri berat, inilah perlunya sinergi itu," katanya. (dwi-95)


Tags: