Guru dan Tendik MAN 1 Jembrana bersama Kabid Pendis Provinsi Bali

Guru dan Tendik MAN 1 Jembrana bersama Kabid Pendis Provinsi Bali

Jembrana (Pendis) – Madrasah Aliyah Negeri 1 Jembrana mengadakan pembinaan penguatan moderasi beragama kepada siswa-siswinya. Kegiatan ini   merupakan rangkaian acara HUT ke-32 MAN 1 Jembrana yang bertema “Harmoni MAN 1 Jembrana, Berkhidmat untuk Negeri, Optimis Menempuh Tahun Toleransi”. Dengan tajuk “Penguatan Moderasi Beragama Menyambut Tahun Toleransi 2022”. 

Kepala Bidang Pendidikan Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali, Mahmudi menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada MAN 1 Jembrana yang telah mengadakan acara ini. 

Menurut Mahmudi, Pondok Pesantren Al-Hidayah yang menjadi bagian dari Asrama MAN 1 Jembrana merupakan salah satu contoh pondok pesantren moderat yang berhasil dalam menciptakan suasan belajar yang nyaman dan menyenangkan. Asrama barunya pun sangat bagus sehingga tentunya akan melahirkan semangat yang baru pula. 

“Carilah ilmu sebanyak mungkin dan jadilah santriwan-santriwati yang saleh salihah, membanggakan orang tua, serta penuh dengan harapan dan kesuksesan,” ujar Mahmudi di Jembrana, .

Kepala MAN 1 Jembrana, Agus Subagya menyampaikan memilih acara ini sesuai tema HUT ke-32 MAN 1 Jembrana sekaligus mendukung penuh program Menteri Agama yang ingin menjadikan Indonesia menjadi barometer masyarakat dunia yang hidup rukun, damai, dan harmonis dalam keberagaman. 

Syarif Hidayatullah, selaku pemateri menyampaikan pentingnya untuk mengingat bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini berdiri berkat pemikiran tokoh-tokoh yang moderat. Moderat artinya tidak berlebih-lebihan dalam beragama. Begitu juga dakwah yang moderat tidak pernah menunjukkan kekerasan, seperti halnya dakwah Walisongo. 

Syarif menegaskan, lembaga sekolah harus menghindari praktik-praktik pendidikan radikal, apalagi Indonesia adalah negara yang identik dengan keragaman suku, budaya, dan agama. Kasus-kasus terorisme yang terjadi menunjukkan bahwa prinsip yang salah terbentuk dari pendidikan yang salah. 

“Bukan saatnya lagi mempertanyakan amalan-amalan orang lain, bukan saatnya lagi menghina sesembahan-sesembahan agama lain. Fokus kepada kerukunan beragama karena inilah yang harus kita jaga. Moderasi beragama harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak ini karena merekalah yang akan menjadi potret Indonesia 20 tahun ke depan,” paparnya.

Turut hadir dalam kegiatan pembinaan ini, Kepala Bidang Pendidikan Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Bali, Kepala MAN 1 Jembrana, Ketua Pondok Pesantren Al-Hidayah, serta seluruh santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Al-Hidayah beserta jajaran pengurusnya. (Agus S)