Institut Al-Ma'arif Way Kanan (ILMAWA) telah menggelar acara wisuda sarjana strata 1 ke-X, yang menjadi yang pertama sejak statusnya berubah dari

Institut Al-Ma'arif Way Kanan (ILMAWA) telah menggelar acara wisuda sarjana strata 1 ke-X, yang menjadi yang pertama sejak statusnya berubah dari

Lampung (Pendis)--Institut Al-Ma'arif Way Kanan (ILMAWA) telah menggelar acara wisuda sarjana strata 1 ke-X, yang menjadi yang pertama sejak statusnya berubah dari Sekolah Tinggi menjadi Institut.

Acara wisuda dihadiri oleh Kopertais Wilayah 15 Lampung, Forkompinda, Ormas Islam, dan pengasuh pesantren di Kabupaten Way Kanan. Kehadiran Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, S.Ag., selaku Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI membuat acara wisuda ini menjadi sangat istimewa.

Dalam acara tersebut, Direktur Diktis memberikan orasi ilmiah dan dilanjutkan dengan peresmian Institut Al-Ma'arif Way Kanan. Dalam orasinya, Direktur Diktis, mengawalinya dengan memberikan ucapan selamat kepada para wisudawan yang telah menyelesaikan proses perkuliahan dan berhak menyandang gelar sarjana S1.

Inung, sapaan akrab Direktur Diktis berharap agar para lulusan segera memasuki dunia kerja dan tidak lagi meminta uang kepada orang tua. Dia juga menekankan pentingnya para lulusan berperan dalam mengolah bumi ini, tanpa merasa malu untuk melakukan pekerjaan yang mungkin dianggap kotor.

"Kembalilah ke desa-desa kalian, jangan menjadi orang yang sombong. Tetaplah bergaul dengan masyarakat dan mampu memberikan pengabdian di tengah-tengah masyarakat. Terkadang, ada penyakit yang menggerogoti orang-orang yang telah menjadi sarjana, yaitu merasa lebih tahu dari orang di sekitarnya dan merasa telah mencapai tingkat kealiman yang tak tertandingi," pesan Inung.

Lebih dari itu, fenomena kesombongan dalam beragama yang mudah mengkafirkan sesama Muslim juga perlu diwaspadai," lanjutnya.

Guru Besar Sosiologi UIN Sunan Ampel ini juga mengungkapkan bahwa pendidikan di mana pun hampir tidak mampu membekali keterampilan lunak (soft skill), karena di kelas hanya diajarkan keterampilan teknis (hard skill).

"Keterampilan lunak di sini merujuk pada kemampuan kita untuk beradaptasi dengan tantangan dan perubahan," ungkap Inung.

Inung menekankan bahwa kita harus siap menghadapi kecepatan perubahan, terutama dalam teknologi.

"Oleh karena itu, setelah wisuda, tidak ada kata berhenti belajar, karena perubahan dan transformasi teknologi berlangsung dengan cepat," pungkasnya.

Pada akhir orasinya, beliau mengucapkan selamat atas perubahan status menjadi Institut. Mantan Wakil Rektor UIN Sunan Ampel ini juga berharap peningkatan status ini akan semakin meningkatkan kualitas lembaga dalam melaksanakan proses akademisnya.

(Humas Ilmawa/WE)