Sekolah Gajah Wong: Kami Biayai Sendiri Sekolah Ini

Sekolah Gajah Wong: Kami Biayai Sendiri Sekolah Ini

YOGYA (KRjogja.com) - Tak banyak masyarakat yang tahu bahwa di kawasan bantaran Sungai Gajah Wong tepatnya di Kampung Ledhok Timoho ada sebuah sekolah inklusi yang berbasis lingkungan dan masyarakat. Sekolah itu tak besar, hanya punya dua kelas dan 40 murid dari usia 3 hingga 7 tahun.

Sekolah Gajah Wong yang diresmikan oleh GKR Pembayun pada tahun 2013 tersebut ternyata tidak seperti sekolah pada umumnya, karena sekolah tersebut tidak terdaftar di dinas pendidikan daerah. Bukannya tanpa usaha, Faiz Fakhrudin koordinator pendidikan pernah mengajukan permohonan ke Dinas Pendidikan Yogyakarta, namun tidak mendapatkan ijin.

"Berkas-berkas sudah kami lengkapi seluruhnya namun ada satu hal yang akhirnya harus membuat kami gigit jari. Kami gagal tersaftar karena tidak memiliki persyaratan hak sewa atau sertifikat tanah tempat kami bersekolah ini, karena memang kami berada di kawasan bantaran sungai," ungkapnya pada wartawan.

Sekolah Gajah Wong yang menggelar proses belajar dari Senin hingga Jumat tersebut saat ini hanya memiliki dua ruang kelas yang dibangun dari dana swadaya masyarakat sekitar. "Tidak ada satu paku pun yang dibantu pemerintah, kami semua berusaha sendiri, yang punya genteng menyumbang genteng, yang punya gedheg yang menyumbang gedheg," lanjutnya.

Selama tiga tahun berjalan, sudah ada 14 lulusan dari Sekolah Gajah Wong yang saat ini melanjutkan sekolahnya ke tahap Sekolah Dasar (SD). Tak banyak memang, namun tentunya sudah sangat luar biasa bagi warga kawasan tersebut yang rata-rata bekerja sebagai pengamen dan pemulung.

"Tujuan kami benar-benar ingin memutus mata rantai pekerjaan pengamen dan pemulung, karena anak-anak ini berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik meskipun sementara ini pendidikan yang kami berikan hanya terbatas waktunya," imbuhnya.

Pembiayaan sekolah tersebut berasal dari dana swadaya masyarakat sekitar yang peduli terhadap keberlanjutan sekolah tersebut. Berutung masih ada usaha mandiri yang dikelola untuk operasional sekolah tersebut.

"Kami masih punya ternak sedikit yaitu bebek dan kambing yang paling tidak bisa untuk membiayai operasional sekolah. Selain itu juga kami ada program sampah untuk anak yaitu menyisihkan sampah laku jual untuk pembiayaan sekolah anak, sehingga tetap tidak keluar uang sepeser pun," lanjutnya. (*-33)


Tags: