Sekolah Kalah dengan Bimbel

Sekolah Kalah dengan Bimbel

ADA kecenderungan, strategi pembelajaran di sekolah belakangan ini kalah dengan sistem pengajaran di lembaga-lembaga bimbingan belajar (bimbel atau bimjar). Keadaan ini mendorong para siswa berbondong-bondong menyerbu bimbel dan bimjar untuk mengikuti les berbagai mata pelajaran (mapel).

’’Kecenderungan itu harus disikapi oleh para guru dan sekolah,’’ tegas Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Wonogiri Soejadi BcHk, kemarin. Sebab bila tidak, kepercayaan masyarakat kepada institusi sekolah cenderung memudar.
Menurutnya, Dewan Pendidikan bukan bermaksud mengecilkan peran guru dan pembelajaran di sekolah yang selama ini telah dilakukan.

Tapi kenyataan para murid yang berbondong-bondong les ke bimbel dan bimjar, merupakan fenomena untuk dicermati dan disikapi. Bisa jadi, ujar dia, sistem pengajaran di bimbel dan bimjar lebih lebih taktis, jitu, dan profesional dibandingkan dengan pengajaran guru di sekolah.

Ironis, kalau out put pembelajaran di lembaga bimbel dan bimjar ternyata lebih mampu mengantarkan sukses mayoritas murid yang mengikuti les untuk meraih studi lanjut ke sekolah favorit atau ke perguruan tinggi negeri pilihannya.
Kurikulum Disempurnakan Soejadi yang juga mantan kepala sekolah SMA Pancasila 1 Wonogiri itu menyatakan, sudah waktunya institusi Dinas Pendidikan mencermati kembali kurikulum pendidikan yang selama ini diberlakukan di sekolah. Kalau kurikulumnya belum pas, hendaknya segera disempurnakan.

’’Supaya pembelajaran di sekolah tidak terkalahkan dengan lembaga bimbel,’’ kata dia, yang juga wakil ketua Badan Musyawarah Pendidikan Swasta (BMPS) Wonogiri ini.

Di sisi lain, penempatan pejabat di Dinas Pendidikan hendaknya mengacu pada dasar pendidikan dan kecakapan yang sinergi dengan bidang pendidikan.

“Kalau tidak ingin pembangunan bidang pendidikan rusak, tempatkan orang sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimilikinya. Jangan kemudian pegawai Dinas Pasar dimutasikan ke Dinas Pendidikan, untuk memegang jabatan yang berkaitan erat dengan kurikulum.’’

Di sisi lain, upaya mewujudkan profesionalitas guru hendaknya segera dilakukan. Terlebih lagi, mayoritas guru sekarang telah mendapatkan tunjangan sertifikasi.

’’Yang itu hendaknya harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pembelajaran, supaya eksistensi pembelajaran di sekolah tidak kalah dengan di lembaga-lembaga bimbel,’’ tandasnya. (Bambang Pur-75)


Tags: