Sesi Diskusi Raker Pendis Menghadirkan DJA Kemenkeu dan Bappenas

Sesi Diskusi Raker Pendis Menghadirkan DJA Kemenkeu dan Bappenas

Jakarta (Pendis) – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker) Pendidikan Islam Tahun 2024 dengan mengusung Tema “Transformasi Layanan Pendidikan Islam Menuju Indonesia Unggul”. 

Di sela Raker, terdapat salah satu sesi diskusi mengundang Direktur Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan yang diwakili oleh Subdit Perencanaan Supri dan Wawan, Minggu (11/2/2024). Keduanya memberikan gambaran terkait alokasi anggaran pada tahun 2023 dan 2024 dan berbagai hal mengenai kebijakan strategis pemerintah Bidang Pendidikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. 

Kegiatan ini membuka ruang diskusi tentang kebutuhan Ditjen Pendidikan Islam dalam peningkatan layanan dengan dukungan DJA dari segi penganggaran.

Menurut Supri bahwa kinerja penyerapan anggaran di Kementerian Agama dalam kurun waktu 3 tahun terakhir relatif cukup baik, selalu di atas 95 %, tetapi demikian masih tetap harus melakukan  perbaikan pengelolaan dan sistem informasi yang memadai. 

Sementara Wawan menambahkan untuk pencapaian output nya sudah baik, namun perlu juga memberikan perhatian lebih kepada pencapaian outcome dan koordinasi yang lebih kuat lagi dengan instansi terkait lainnya untuk program-program pendidikan yang dilakuakn.

Sesi selanjutnya membahas Strategi Implementasi Perencanaan dan Anggaran Tahun 2024 dengan menghadirkan Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian Bappenas Amich Alhumami. 

Dalam paparannya Amich memberikan pengetahuan tentang kebijakan strategis pemerintah bidang Pendidikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Kesempatan ini dimanfaatkan untuk memberikan terobosan meningkatkanIndikator Pembangunan atau  "Human Capital Index"  “Salah satu syarat menuju Indonesia Emas 2045 adalah rata-rata pendidikan yang semakin meningkat, berdasarkan capaian pendidikan dan status kesehatan saat ini  diperkirakan anak-anak Indonesia, 18 tahun kemudian hanya dapat mencapai 54 persen dari potensi produktivitas maksimum, ungkapnya. 

Investasi pendidikan perlu fokus pada pemerataan akses dan peningkatan kualitas sekaligus, sehingga taraf pendidikan penduduk makin meningkat yang menghasilkan SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045, pungkas Amich.