Tim Pengabdian kepada Masyrakat UIN Gus Dur bersama warga kelola limbah rumah tangga

Tim Pengabdian kepada Masyrakat UIN Gus Dur bersama warga kelola limbah rumah tangga

Pekalongan (Pendis) – Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur) yang beranggotakan 4 dosen dan 1 mahasiswa melakukan pengabdian masyarakat yang bekerjasama dengan founder KerDUS (Kerajinan Daur Ulang Sampah), Muh. Imanudin Junaedi,  memberikan pelatihan pengolahan sampah organik. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 29 Mei 2023 di Desa Tasik Rejo, Kec. Ulujami , Pemalang.

Keempat dosen tersebut adalah Syifa Rohmah, M.M, Pratomo Cahyo Kurniawan, M.Ak, Rohmad Abidin, M.Kom, dan M. Izzat Firdausi, M.Sc serta Cisin Fanesa Silvi (mahasiswa) memberikan pelatihan ke masayarakat dengan metode komposter, dimana sampah organik melalui proses komposter nantinya bisa menghasilkan pupuk kompos dan pupuk cair.

Ketika ditemuai pasca kegiatan, Syifa Rohmah mengutarakan bahwa kegiatan ini diharapkan bisa menjadi solusi untuk menjawab permasalahan yang selama ini dihadapi masyarakat desa Tasik Rejo. “Fenomena tumpukan sampah yang banyak dijumpai diberbagai tempat, merupakan masalah yang dialami di semua wilayah,” ungkap Syifa.

Rohmad mengatakan, proses pengolahan sampah yang tidak tepat menyebabkan sampah-sampah terus meningkat dan tidak teratasi, salah satunya dialami oleh Desa Tasik Rejo. Dimana mayoritas masyarakatnya bergerak di bidang pengolahan makanan dan budi daya tanaman bunga melati.  Ini merupakan salah satu pemicu meningkatnya jumlah sampah di desa tersebut. Saat ini masyarakat juga mengalami kesulitan akses akses dalam memperoleh pupuk kimia sehingga menghambat proses perkembang biakan tanaman melati.

Menurut Pratomo dengan pengolahan limbah menjadi sampah organik akan bisa menjadi solusi guna menjawab permasalahan kelangkaan pupuk kimia, yang saat ini merupakan masalah yang sering dihadapi oleh petani. “Kami berharap program ini dapat berjalan berkelanjutan sehingga bisa berdampak segnifikan pada lingkungan terutama terkait permasalahan sampah dan bisa menjadi alternatif dalam memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani desa setempat,” ujar Pratomo.

Pada kesempatan ini Imanudin Junaedi memberikan pelatihan kepada warga Tasik Rejo dalam membuat bioaktivator yang dibuat dari bahan-bahan yang bisa ditemukan disekitar masyarakat. “ bioaktivator yang mudah didapatkan seperti air kelapa, air cucian beras, gula jawa, nanas dan bonggol bisang,” Jelas Junaedi. Junaedi mengutarakan biokativator tersebut kemudian didiamkan selama 4 minggu untuk bisa digunakan, selain itu juga akan mengurangi bau selama proses pengomposan dan mempercepat proses pengomposan sehingga bisa dipanen untuk dijadikan pupuk organik.

“Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi dari sulitnya mendapatkan  pupuk kimia yang bisa digantikan dengan pupuk organik,” Tambah Junaedi. “Selain itu juga untuk memberikan solusi dari permasalahan menumpuknya sampah yang terus bertambah setiap harinya dan juga  bisa menjadi lahan untuk warga dalam memproduksi pupuk yang bisa dijual di pasaran,” pungkasnya.