Rektor dan Penari Kontingen Pramuka UIN Syahada Padangsidimpuan Berfose usai Penampilan dalam Pentas Seni Budaya Nusantara di PWN PTK XVI

Rektor dan Penari Kontingen Pramuka UIN Syahada Padangsidimpuan Berfose usai Penampilan dalam Pentas Seni Budaya Nusantara di PWN PTK XVI

Gorontalo (Pendis) - Kontingen Pramuka UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan menampilkan Tari Ketabo dan Salak Sibakkua pada Malam Pentas Seni Budaya Nusantara pada Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan (PWN PTK) XVI Tahun 2023 di IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Rektor UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, memberikan komentarnya terkait penampilan kontingen  dalam Malam Pentas Seni Budaya Nusantara. Beliau mengungkapkan kekagumannya terhadap kreativitas dan dedikasi para penari dalam menghidupkan tarian tradisional yang menggambarkan keindahan Kota Padangsidimpuan.

"Melestarikan budaya dan seni sebagai bagian integral dari identitas dan warisan bangsa, penampilan yang luar biasa ini adalah cerminan dari semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya lokal yang harus dijaga dan dilestarikan oleh generasi muda,” ungkap Rektor di Gorontalo, Selasa malam (23/05/2023).

Selain itu, Rektor juga berharap bahwa melalui penampilan mereka, kontingen Pramuka UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan dapat menjadi duta yang menginspirasi dan memperkenalkan kekayaan budaya serta keindahan Kota Padangsidimpuan kepada masyarakat luas.

“Kontingen Pramuka UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan merupakan bukti nyata dari keunggulan dan dedikasi para mahasiswa dalam menjaga tradisi serta mengembangkan potensi seni dan budaya di lingkungan kampus,” terangnya.

Menurut ketua Gugus Depan Mala Hayati 05 0032, Ana Syahfitri Rambe, Tari Kreasi Ketabo menceritakan tentang ajakan ke Kota Padangsidimpuan saat musim buah salak.

"Kisahnya berpusat pada banyaknya gadis Kota Padangsidimpuan yang berjualan buah salak, Pengunjung, tak hanya menikmati kelezatan buah salak, tetapi juga terpesona dengan kecantikan dan sikap baik gadis-gadis Kota Padangsidimpuan," terangnya.

Tak kalah menarik, tarian kedua yang ditampilkan adalah Tari Salak Sibakkua, sebagai persembahan khas dari Padangsidimpuan. Para penari bahkan memberikan salak kepada penonton sebagai bagian akhir dari pertunjukan ini.

Ketua Gugus Depan Wahid Hasyim 05 0031, Rahmat Alfauzi Siregar, menjelaskan tarian Salak Sibakkua ini dihadirkan sebagai persembahan untuk menyambut tamu yang datang ke Padangsidimpuan. Reaksi penonton terhadap penampilan kontingen Pramuka UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan  sangat apresiatif.

“Mereka sangat ingin menyaksikan kreasi tarian khas Kota Padangsidimpuan yang ditampilkan. Selain itu, para penari juga memberikan salak sibakkua dan dodol salak, makanan ikonik dari Padangsidimpuan, kepada penonton untuk memperkaya pengalaman menonton mereka,” kata Rahmat Saleh usai penampilan mereka.

Rina Royani Hasibuan, salah satu penari, merasa bahagia dan bersyukur bisa tampil di atas panggung dan memperkenalkan budaya Kota Padangsidimpuan serta makanan khasnya, seperti salak sibakkua dan dodol salak, kepada seluruh peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.

Peserta yang tampil dalam Malam Pentas Seni Budaya Nusantara tersebut antara lain Rahmat al-Fauzi Siregar, Rahmat Saleh, Rafi Risaldi, Parlaungan, Mhd. Akhiruddin, Ana Syahfitri Rambe, Rina Royani Hasibuan, Fitrah Khoirunnisa, Juwita Hartati, dan Emilan S.

Rektor, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, kepala Biro, Plt Kabag Akademik dan kemahasiswaan, serta para pendamping kontingen turut hadir untuk menyaksikan penampilan tarian ini.