Susminingsih saat mengisi Webinar di FEBI UIN Gus Dur

Susminingsih saat mengisi Webinar di FEBI UIN Gus Dur

Pekalongan (Pendis) - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan lakukan pertemuan ilmiah sebagai wadah menyalurkan keilmuan bagi civitas akademika. Kegiatan ilmiah yang diikuti lebih dari 200 partisipan ini diselenggarakan dalam bentuk The Series of FEBI’S Webinar yang diselenggrakan pada Rabu (28/09/2022) melalui media zoom meeting.

Sebagai narasumber pada webinar ini, Dr. Susminingsing, Ia merupakan doktor pertama di FEBI yang menggabungkan ilmu tasawuf dengan ilmu ekonomi, dalam bukunya yang berjudul “ Spirituality in The Workplace”. Susminingsih di dalam buku tersebut menyebutkan, kegairahan mengejar spritualitas kini bersinergi dengan keberhasilan manusia dalam memaknai realitas. Isi buku tersebut sejalan dengan tema Webinar hari ini yang membahas “Spiritualitas Manusia dalam Perspektif Industri Budaya”.

Dalam paparannya Susminingsing mengatakan, spritualitas mendorong seseorang untuk berperilaku penuh hati-hati, tidak gegabah, tidak takut menjalani suatu masalah, perselisihan, persaingan,bahkan spiritualitas membuat seseroang lebih percaya diri dalam kehidupan dan menjauhkannya dari perbuatan anti spiritual seperti berbohong, menipu konsumen, korupsi, dan lain sebagainya. “Jadi dimensi rohani atau metafisik ini merupakan dimensi manusia yang paling banyak mempengaruhi kebahagian kita sebagai manusia,” ungkapnya.

Susminingsih juga menyampaikan, dengan adanya modernisasi dan industrialisasi yang begitu maju berdampak pada pembangunan spiritual, intelektual dan emosional kita sebagai manusia, dampaknya juga sangat terasa di berbagai macam bidang seperti bidang ekonomi, social, psikologis, hukum sampai dengan demografi.

Spiritualitas memiliki manfaat bagi manusia yaitu untuk menentukan makna dan tujuan dalam hidup, menjadikan manusia ini menjani individu yang utuh dan menunjukkan nilai personal dari manusia itu sendiri. Menurut filsafat ekonomi islam terdapat tinjauan kegiatan yang mendasari manusia melakukan aktivitasnya yaitu terdapat Aqidah, Sharia, dan Akhlaq sebagai dasar manusia menjalankan ibadah dan bermuamalat pada aktivitas politik, industri dan aktivitas sosialnya.

Ia juga menjelaskan, manusia sebagai makhluk spiritual memiliki berbagai aspek dalam dirinya salah satunya aspek ruhaniah manusia yang terdiri daru ruh,nafs, akal dan qalb, aspek lain yang dimiliki adalah material-biologis manusia yang terdiri dari unsur tanah, air,udara dan api, sedangkan dilihat dari aspek manusia yang memiliki relasi sosial dengan manusia lain maka manusia dinamakan sebagai mahkluk social. “Tak hanya itu, manusia juga merupakan keturunan Nabi Adam yang harus menjaga perdamaian dan menata alam supaya indah sehingga ada sebutan manusia sebagai khalifah,” tuturnya.

Lebih lanjut Susminingsih menjelaskan prinsip paling penting dari spiritualitas adalah Comunikation, love and respect, memiliki vision partnership in unity, energy and power, Flexibility : empaty and tolerance, finfing the self, Etis-aesthetic in ascetic, Creatifity and Productivity, happiness.

“Kita sebagai manusia beraktivitas tidak melulu satu dimensi, tapi ada ruhnya, ada tujuan untuk apa kita belajar, dan dengan siapa kita belajar,” pesan Susminingsih. Ia ,engungkap ciri-ciri orang yang memiliki spiritualitas tinggi adalah lebih kreatif, produktif dan lebih bahagia. “Paling penting dalam hidup adalah berproses. Jika mau sukses harus siap berproses, jatuh bangun pasang surut semua dinikmati dengan penuh ikhlas dan dengan rasa bahagia,” pungkasnya.