Yogyakarta (Pendis) - Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Moh. Isom Yusqi membuka secara resmi kegiatan Validasi dan Verifikasi Data Pendidikan Tinggi Islam Tahun Akademik 2016/2017 di Yogyakarta, Rabu (23/11/16).
"Saya mengajak para pengelola data EMIS PTKIN dan Kopertais, mari membangun harkat dan martabat pendidikan Islam khususnya pada PTKI, agar PTKI bisa menjadi pesaing atau kompetitor dari perguruan tinggi lain di negeri ini dalam hal melayani dunia pendidikan," ungkap Isom.
Isom mengatakan ada tiga poin mendasar yang menunjukkan betapa pentingnya data. Pertama, Saat ini semua hal harus based-on data, apalagi perencanaan, yang mengharuskan adanya baseline data yang valid dan faktual. "Jadi data tidak boleh dikira-kira atau imajinatif. Misalnya data jumlah dosen, data jumlah dosen yang S2/S3, dll.," ujar Sesditjen Pendis.
Kedua, Data harus representatif dan relevan, harus sesuai dengan kebutuhan sebagai baseline perencanaan. Selain itu data juga harus up-to-date, dan harus diminimalisir kesalahan. "Terutama data dosen yang sudah tersertifikasi, kok selalu nambah. Nggak habis-habis terutama dari Kopertais, dari PTKI swasta. Jangan sampai terjadi double counting, seperti pegawai Kanwil jadi dosen, guru nyambi dosen, pegawai KUA nyambi dosen, sehingga dobel tunjangannya, padahal ini bisa jadi temuan Itjen," ujar Sesditjen Pendis.
Ketiga, Jangan main-main dengan data, karena kesalahan memberikan data bisa dipidanakan. Selain itu, data kita saat ini sudah mulai diawasi oleh instansi lain, seperti BPS dan KPK. Sekretaris Ditjen Pendis juga mengingatkan bahwa data akan menjadi milik publik sehingga harus bisa diakses oleh semua orang.
Kegiatan Validasi dan Verifikasi Data Pendidikan Tinggi Islam Tahun Akademik 2016/2017 ini dijadwalkan berlangsung selama 3 (tiga) hari dari tanggal 23 - 25 Nopember 2016, yang diikuti oleh seluruh pengelola data EMIS PTKI, yang terdiri dari operator EMIS dari PTKIN, Kopertais dan Ditjen Pendidikan Islam Pusat. (khan/dod)
Bagikan: