Jakarta (Pendis) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, menerima penghargaan Stem Leaders Award 2022 dari Global Educational Supplies & Solution (GESS) Asia di Jakarta Convention Center, Jumat (16/9/2022).
Penghargaan ini diserahkan kepada orang yang dinilai berkontribusi dan konsisten dalam mengembangkan stem robotik di dunia pendidikan.
"Ini bukan sembarangan penghargaan, jadi kami diminta oleh GESS Asia untuk menentukan 30 yang memang punya kontribusi dan konsistensi dalam mengembangkan stam robotik ini di tengah keterbatasan," ungkap Chairman Indonesia Youth Robotic Association (IYRA), Firdiansyah, MT.
Seperti diketahui, stem (Science-Technology-Engineering-Math) merupakan model pembelajaran terkini yang dikembangkan di negara-negara maju karena melihat kemerosotan pelajaran di bidang seperti matematika dan sains terus terjadi.
Menurut Firdiansyah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI yang saat ini dinahkodai M Ali Ramdhani memiliki peran besar dalam pengembangan Stem Robotik di tanah air.
Hal ini ditandai dari awal mula IYRA dalam menggalakkan program stem robotik yang diawali dari Banten dan bekerja sama dengan pensantren dan sekolah-sekolah Islam pada tahun 2008 lalu.
"Alhamdulillah saya ucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama, dengan adanya program robotik kemenag semakin meningkatkan kegiatan robotik yang ada di Indonesia," ujarnya.
"Saya mengharapkan dukungan dari semua stage holder supaya kedepan kita menjadi tuan di negeri sendiri kita sendiri, kita menjadi industri manufaktur di Indonesia dan bisa menjadi kekuatan ekonomi di bidang industri teknologi."
Sementara itu, Dirjen Pendis yang bias disapa Kang Dhani, mengatakan bahwa saat ini pihaknya terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan Islam agar terus memiliki relevansi dengan perkembangan zaman, salah satunya di bidang robotik.
Dalam membangun relevansi madrasah ini kata Guru Besar UIN Sunan Gunung Jati ini, pihak Kemenag terus mengembangkan model pendidikan untuk mengentas berbagai isu pendidikan yang kemudian disebut aksesibilitas, kualitas relevansi dan daya saing.
"Dalam membangun relevansi madrasah ini, kita mencoba melakukan ikhtiar-ikhtiar dengan mencoba memetakan masa depan secara baik dalam konteks kekinian, maka kita sadar bahwa pada masa yang akan datang kehidupan kita akan penuh dengan ruang yang terotomatisasi," sambungnya.
Diharapkan, dengan adanya program-program seperti ini dapat membantu para siswa di madrasah dalam menjawab tantangan zaman.
"Mereka bukan insan-insan yang berada pada pojok-pojok peradaban atau sudut-sudut kemajuan bangsa tapi mereka yang memainkan peran inti dalam kehidupannya."
Bagikan: