Jakarta (Kemenag) – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya menjadikan zikir sebagai kebiasaan harian (wirid), karena dari konsistensi spiritual itulah akan lahir kekuatan batin (warid) yang mampu mendorong kinerja dan ketahanan moral aparatur.
Hal demikian disampaikan Menag pada Istighotsah dan doa Bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) pada Senin (26/5/2025) pagi. Kegiatan ini ditujukan sebagai ikhtiar memperkuat fondasi spiritual dalam menjalankan tugas dan meningkatkan kinerja pelayanan publik.
“Zikir yang dilazimkan akan menghadirkan warid—bonus spiritual dari Allah berupa petunjuk, ketenangan, dan keberkahan. Ini adalah sumber energi ruhani yang menopang profesionalisme,” ujar Nasaruddin.
Ia juga menegaskan bahwa setiap permohonan kepada Allah SWT (nasta’iin) harus didahului oleh pengabdian yang tulus (na’budu), sebagai bentuk integritas spiritual dalam melaksanakan tugas.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyebut bahwa doa bersama bukan sekadar agenda seremonial, melainkan strategi membangun ekosistem kerja yang sehat, bersih, dan produktif.
“Semangat kebersamaan dan kekuatan batin sangat menentukan kualitas kinerja kita. Melalui kegiatan ini, kita meneguhkan kembali peran sebagai pelayan umat sekaligus profesional di bidang pendidikan Islam,” tutur Suyitno.
Ia juga mengajak seluruh keluarga besar Ditjen Pendis untuk terus memperkuat nilai-nilai pengabdian, tanggung jawab, dan profesionalisme dalam setiap aspek kerja, termasuk mendoakan para ASN yang sedang bertugas agar diberi kekuatan dan keselamatan.
Kegiatan ini menjadi refleksi bahwa peningkatan kinerja tidak hanya ditopang oleh kompetensi teknis, tetapi juga oleh kekuatan spiritual yang mendalam. Dengan ruhani yang sehat dan hati yang bersih, aparatur Ditjen Pendis diharapkan mampu memberikan layanan terbaik, penuh keikhlasan dan integritas.
“Mari jadikan setiap langkah kita sebagai bagian dari dakwah pelayanan publik. Birokrasi kita harus menjadi cermin dari Islam yang rahmatan lil ‘alamin—menyejukkan, solutif, dan penuh keberkahan,” tutup Dirjen.
Bagikan: